Memberitakan Tahun Rahmat Tuhan (Yesaya 61:1-9)

Beberapa waktu lalu, saya membaca beberapa kali media online tentang kepulangan beberapa warga Indonesia yang diperbudak dan disiksa di Kamboja. Miris dan sedih membaca kesaksian mereka yang begitu menderita di negara asing. Mereka menuturkan bahwa mereka begitu merindukan kesempatan untuk kembali ke tanah air. Mereka rindu untuk berjumpa keluarga dan hidup bebas. Diperbudak dan disiksa merupakan pengalaman yang begitu pahit yang dialami oleh mereka. Kita pasti bisa membayangkan begitu mengerikannya pengalaman tersebut. Oleh karena itu mendengar bahwa mereka akan dibawa pulang ke Indonesia adalah berita yang luar biasa besar bagi mereka. Berita tersebut bahkan yang paling utama bagi mereka saat itu.

Pengalaman para imigran Indonesia tersebut begitu mirip dengan pengalaman umat Israel yang dibuang ke Babel. Umat Israel dibuang karena pelanggaran dan dosa mereka di hadapan Tuhan. Teks khotbah minggu ini merupakan berita sukacita bagi umat Israel yang terbuang ke Babel. Tanah di mana mereka berasal, yakni Jerusalem telah hancur lebur. Nabi Yesaya yang merupakan perantaraan antara Tuhan dan umat Israel pun memberitakan berita sukacita di mana Jerusalem akan dibangun Kembali (ay. 5). Nah, bagaimanakah Firman Tuhan ini bagi kita di masa kini?

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Tuhan adalah Pembebas.

Firman Tuhan hari ini memberitakan bahwa Tuhan memberikan Rahmat-Nya kepada umat yang dikasihi-Nya. Kenapa? Sebab Tuhan Allah kita adalah pembebas dari setiap kungkungan kegelapan dunia ini. Juga, Firman Tuhan ini memberitakan bahwa Tuhan mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan (ay. 8a). Inilah Tuhan yang kita sembah di dalam Yesus Kristus.

Mendengar ini, siapa pun di antara kita yang sedang memiliki pergumulan berat, tantangan, dan sakit. Tuhan datang kepada kita memberitakan berita Rahmat. Tuhan kita di dalam Yesus Kristus akan membebaskan kita dari segala belenggu dunia ini. Tangan-Nya tak kurang Panjang untuk menolong kita masing-masing. Ingatlah bahwa Tuhan itu adalah Pembebas! Datanglah dan serahkanlah beban hidupmu kepada-Nya.

2. Kita adalah imam Tuhan/Pelayan Tuhan.

Setelah mendengar bahwa Tuhan kita adalah Pembebas. Maka kita pun dipanggil untuk merespon berita pembebasan itu. Berita Rahmat Tuhan itu menuntut kita untuk menjadi "imam Tuhan/pelayan Tuhan." Ini penting untuk kita garis bawahi bahwa menjadi imam dan pelayan Tuhan bukan hanya pendeta dan sintua di gereja, melainkan setiap orang percaya yang telah dibaptis di dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah pelayan Tuhan. Kita ini adalah saksi Kristus.

Pelayan Tuhan mejalankan dan menghidupi perintah Tuhan. Tuhan itu adalah Tuan dan yang menjadi Pemimpin hidup kita lewat Roh Kudus. Pelayan Tuhan tunduk dan patuh kepada Tuan-nya. Demikian juga kita, Berita Rahmat Tuhan yang membebaskan itu haruslah kita respon dengan melakukan kehendak Tuhan. Kita bisa memulainya dari hal yang paling sederhana di tengah hidup pribadi, keluarga, dan masyarakat, seperti menunjukkan rahmat Tuhan kepada sekitar kita dengan menolong dan mengasihi sesama kita.

3. Tuhan mengaruniakan apa yang kita butuhkan.

Kabar sukacita bagi kita minggu ini adalah Tuhan, San Pembebas itu akan mengaruniakan apa pun yang kita butuhkan. Tuhan berkata: “kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu.” Lanjut-Nya, “Aku akan memberi upahmu dengan tepat dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu.”

Saudara/i, kepada kita juga diberitakan hal yang sama. Dia mengaruniakan apa yang kita butuhkan di dalam hidup kita. Satu hal yang perlu juga kita catat bahwa Tuhan akan memberkati pekerjaan kita. Teks khotbah minggu ini jelas mengatakan tentang 'upah' kita akan diberikan dengan tepat. Artinya, kita diminta untuk bekerja. Ada bagian yang harus kita kerjakan untuk memperoleh upah lewat berbagai macam pekerjaan yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Yang terakhir, Tuhan akan mengikat perjanjian abadi dengan saudara/i secara pribadi. Janji Tuhan itu kekal dan abadi. Cara dan waktu Tuhan itu yang terbaik. Seringkali kita menggunakan pikiran kita untuk Tuhan bekerja. Demikian juga terkait waktu. Kita seringkali mendesak Tuhan untuk mewujudkan apa yang kita minta. Satu yang pasti bahwa tangan Tuhan pasti menolong kita, siapa dan di mana pun kita berada, asalkan kita percaya kepada Yesus Kristus. Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)