Memberitakan Injil Dengan Segenap Hati (Roma 1:8-15) - Togu Sihite

Hebrew Bible/Old Testament - Books - Poetry - Music - Batak

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, October 10, 2025

Memberitakan Injil Dengan Segenap Hati (Roma 1:8-15)

 

 

Hari minggu lalu, saya sedang di jalan menuju gereja tempat saya beribadah minggu. Di dalam kereta, orang Boston menyebutnya dengan sebutan T, saya dihampiri oleh seorang pemuda beserta dua orang koleganya. Mereka berpakaian rapi serta memakai dasi. Pemuda tersebut bertanya, “apakah kamu ke gereja hari ini?” Dia beserta teman bertanya hal yang sama kepata setiap penumpang. Ada yang dengan sengaja tidak menggubris. Ada yang bilang saya bukan Kristen. Lalu, saya menjawab, “ini saya menuju gereja.” Lalu dia berkata, “Oh, ok, terimakasih.” Jawaban ini juga yang diberikan kepada setiap penumpang yang menjawab bahwa mereka bukanlah Kristen alias atheis. Kesan yang saya dapat bahwa mereka nampaknya ingin mengingankan orang Kristen untuk beribadah pada hari minggu di gereja. Saya tidak melihat mereka memaksa untuk pergi ke gereja. Oleh karena itu, saya mendapatkan kesan yang demikian.

 

Di tengah liberalitas dan sibuknya dunia ini, seringkali orang percaya disibukkan oleh kesenangan duniawi. Tidak sedikit menjadi lupa akan panggilan dan tanggung jawab sebagai orang percaya. Apa yang dilakukan oleh para pemuda di atas salah satu bentuk contoh penginjilan sederhana, yang mengingatkan orang percaya untuk beribadah. Dengan beribadah, kita diingatkan oleh firman Tuhan dan diberikan petunjuk hidup lewat Firman tersebut. Selain itu, ibadah juga merupakan cara kita bersekutu dengan Tuhan dan sesama.

 

Ada berbagai macam bentuk penginjilan yang terus menerus dilakukan oleh gereja-gereja. Salah satunya pengalaman yang ada di atas. Pentingkah penginjilan? Penginjilan tidak hanya penting, melainkan itu adalah nafas dari gereja itu sendiri. Dengan kata lain gereja yang hidup adalah gereja yang menginjili. Penginjilan dapat dilakukan dari hal yang sederhana dan kecil. Contohnya, mengunjungi orang sakit dan tahanan di penjara. Orang-orang yang demikian, umumnya, membutuhkan penguatan dan petunjuk hidup.

 

Teks khotbah minggu ini juga merupakan bagian dari penginilan yang dilakukan oleh Paulus. Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Roma ini menyampaikan pesan dan doanya terkait jemaat Roma. Apakah itu dan apa yang bisa kita renungkan bagi kita di masa kini? Kita akan simak berikut ini.

 

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

 

1. TUHAN yang menyanyatakan diri melalui Yesus Kristus (ay. 8).

 

Paulus di dalam suratnya pertama-tama mengucap syukur kepada Allah. Baginya, oleh Yesus Kristus, iman kepada Kristus, yang adalah iman kekristenan, tersebar ke seluruh dunia. Dari sini, Paulus mengutamakan Yesus Kristus, yang telah menebus dosa manusia. Yesus Kristus diutus TUHAN untuk menyatakan cinta kasih Allah akan dunia ini. Di dalam Yesus Kristus, TUHAN menyatakan diri bagi kita manusia. Selanjutnya, Paulus juga ingin menyatakan bahwa iman kekristenan yang tersebar itu adalah karya Allah, bukan manusia. Paulus bahkan menegaskan bahwa dia hanyalah pelayan (ay. 9). Ini mengingatkan bahwa pekabaran Injil sepatutnya untuk memuliakan TUHAN bukan manusia.

 

2. Beritakanlah Injil (ay. 15).

 

Teks khotbah minggu ini juga mengajak kita untuk untuk menunaikan tugas panggilan kita, yakni memberitakan Injil. Kita sepatutnya meneladani Paulus yang mengaskan bahwa dia ingin mengunjungi Roma dan memberitakan Injil kepada jemaat yang ada di sama. Paulus mengaku bahwa dia belum dapat mengunjungi jemaat di Roma karena kurangnya kesempatan (ay. 13).

 

Selanjutnya, Paulus menekankan alasannya dia ingin memberitakan Injil di Roma. Untuk Paulus, memberitakan Injil adalah utang (ay. 14a). Kata Yun. Opheleites, yang berarti orang yang berhutang atau penghutang. Kenapa Paulus menyebut dirinya berhutang? Tentu kita haruslah memahami bahwa utang yang dimaksud bukanlah utang terkait uang. Paulus sadar bahwa dia berhutang karena dia telah diselamatkan oleh Kristus. Paulus pun menjadi pemberita Injil sebagai bagian dari panggilannya. Kemudian, Paulus juga menyadari bahwa dia berhutang pada jabatannya sebagai pemberita Firman. Seperti yang telah disampaikan olehnya bahwa dia ingin mengunjungi jemaat di Roma. Ini seolah menjadikannya berhutang karena belum ada kesempatan untuk memberitakan Injil di Roma. Apa yang Paulus beritakan ini mengingatkan kita bahwa tugas dan panggilan itu adalah utang yang harus dilaksanakan. Utang atas posisi dan jabatan atau apapun yang telah kita terima dari TUHAN. Oleh karena itu, setiap tugas haruslah dijalankan seturut dengan kehendak Allah.

 

3. Karunia Rohani atas orang percaya (ay. Ay. 11-12).

 

Berita sukacita bagi kita di minggu ini adalah bahwa Paulus mengingatkan kita akan karunia Rohani bagi kita orang percaya. Seperti halnya Paulus hendak memberikannya kepada jemaat di Roma, kita juga diberitakan hal yang sama. Para pengkhotbah atau pemberita Injil juga melakukan hal yang sama. Di dalam pemberitaan Injil ada karunia Rohani yang kita terima. Kata Yunani yang digunakan adalah charisma yang berarti anugerah, karunia. Anugerah dan karunia adalah sesuatu yang kita tidak layak terima tetapi kita terima lewat pemberian. Paulus menegaskan bahwa karunia itu akan menguatkan jemaat dan menghibur mereka (ay. 11-12). Paulus sendiri memperihatkan bahwa dia menggunakan karunia yang dimilikinya untuk menguatkan dan menghibur jemaat. Karunia itu berasal dari Roh Kudus. Roh Kudus adalah sumber pelbagai macam karunia (lih. 1 Kor. 12). Apapun karunia yang dimiliki adalah untuk melayani jemaat dan memberitakan Injil bagi dunia ini.

 

Jika Paulus mengingatkan kita bahwa kita telah diberikan karunia, maka kita tidak perlu takut untuk memberitakan Injil. Memberitakan Injil adalah tanggung jawab dan panggilan kita. Memberitakan Injil tidak mengenal besar atau kecilnya tindakan kita. Memberitakan Injil dapat kita lakukan mulai dari keluarga kita. Penting untuk kita ingat bahwa memberitakan Injil tidak sama dengan menjadikan seseorang menjadi Kristen. Tugas kita adalah mewartakan kebaikan TUHAN melalui karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Selain itu, kita bisa mewartakan cinta kasih Allah lewat tindakan, tutur kata, dan perangai kita kepada sesama. Yang menjadikan seseorang menjadi Kristen dan mempercayai Kristus adalah Tuhan dan juruselamat adalah karya Allah semata. Ingatlah perkataan Paulus, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.” (1 Kor. 3:6-7).

 

Selamat memberitakan Injil bagi sesamamu!

 

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

 

TS

No comments:

Post a Comment