Bahan PA Minggu II September 2014

No
Acara
B. E.
K. J.
1
Nyanyian Pembukaan
15:1-3
295:1+2
2
Nas PA
1 Musa 50:15-21
Kejadian 50:15-21
3
Nyanyian Syukur
183:1
379:5
4
Doa Syafaat 1


5
Nyanyian Pengharapan
187:4
388:2
6
Doa Syafaat 2


7
Nyanyian
194:1+3
413:2
8
Nas Persembahan
5 Musa 12:11
Ulangan 12:11
9
Doa Penutup


10
Nyanyian Penutup
Amen-amen-amen
Amen-amen-amen
A.     Pembacaan Nas: Kejadian 50:15-21
B.     Ajakan Pokok Nas: Ampunilah Kesalahan Musuhmu!
I.     Pendahuluan
Umumnya, manusia merasakan ketidakadilan jika seseorang yang melakukan kejahatan kepadanya tidak dibalaskan. Hukum balas membalas rasa-rasanya hal yang paling cepat muncul dibenak kita ketika kita dijahati. Bahkan tidak sedikit orang masa kini masih menganut hukum gigi ganti gigi, mata ganti mata, dan nyawa ganti nyawa. Sebab itulah yang dirasa cara yang adil. Apalagi di tengah konteks masyarakat Batak. Banyak petuah-petuah yang justru memegang teguh pembalasan, pertengkaran, dan dendam. Sebut saja seperti petuah mardomu di tano na rara. Bagaimana kita memahami hal ini? Apakah hukum yang demikian masih layak di tengah masyarakat yang telah beradab? Tentu hukum ini tidaklah relevan lagi di tengah konteks kita masa kini, sebab kita bukan lagi hidup di zaman bar-bar. Bahkan Yesus Kristus yang memberitakan pembaharuan budi kepada kita menegaskan hal yang berbanding terbalik, yaitu membalas kejahatan dengan kebaikan. Saudara-saudara, tentu melakukan ini tidak semudah mengatakan. Hal ini diuji justru ketika kita berada di dalam tindakan jahat dari orang lain. Tidak sedikit orang yang memiliki emosi yang tidak terkendali, sehingga ibarat bensin yang siap menjadi api yang membara ketika api datang menyambar. Itulah sebabnya kita juga diminta untuk sabar. Sulit memang, tetapi kita dituntut untuk mengusahakannya. Ketika kita membaca dan mendengarkan perikop bacaan dan bahan PA kita ini, tidak jarang ada yang merenung di dalam hati bahwa ini sulit. Bahkan di luar nalar dan logika. Tidak sedikit kita akan menganggap hal ini kebodohan dan kelemahan. Kita menyadari bahwa Firman ini bukan sulit untuk dipahami, tetapi sulit untuk dilakukan. Jika kita melakukannya berarti kita melawan sifat kemanusiaan dan kedagingan kita yang penuh dengan kebobrokan moral. Satu cara untuk melakukannya adalah mengimani firman ini dan memohon kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan untuk melakukannya.
Teks bacaan kita menceritakan kisah Yusuf, anak Yakub, yang mengampuni saudara-saudaranya dengan tidak tidak membalas kejahatan mereka. Itu sebabnya ajakan bagi kita saat ini agar kita mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Kita akan sama saja dengan orang jahat ketika kita membalas kejahatan mereka. Tidak ada hal yang istimewa jika kita membalas yang baik hanya kepada yang baik. Akan tetapi adalah hal yang luar biasa dan di luar logika manusia, jika kejahatan itu dibalas dengan kebaikan. Saudara, ingatkah kita bahan PA minggu lalu? Ya tentang kasih! Kasihlah dasar kita membalas yang jahat dengan yang baik. Kasih dari Allah! Pada bagian ini, kita diarahkan untuk melihat dan mempraktikkan secara langsung tentang kasih itu. Tidak tanggung-tanggung kita diminta untuk mengasihi orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Untuk semakin memeperjelas pemahaman kita akan perikop ini. Mari kita menelaahnya bersama!

II. Penjelasan Nas
1.      Ay. 15-17: Ampunilah kesalahan musuhmu!
Kita akan ketakutan jika ada kekuatan tertentu yang akan menekan kita. Ini pulalah yang dialami oleh saudara-saudara Yusuf. Mereka takut kepada Yusuf yang saat itu berkuasa. Mereka berpikir bahwa Yusuf akan dendam dan membalas mereka. Situasi penuh ketakutan itu muncul setelah ayah mereka mati. Mereka pun menyampaikan pesan kepada Yusuf, yang mengatasnamakan ayah mereka, sebab Yusuf begitu mengasihi ayahnya. Pesan itu berintikan agar Yusuf mengampuni saudara-saudaranya dan tidak membalas kejahatan mereka. Yusuf pun menangis. Yusuf merasa sedih melihat ketakutan saudara-saudaranya, sampai-sampai mengatasnamakan ayahnya untuk meminta pengampunan. Pengampunan itu didahului oleh pengakuan bersalah. Pedih memang jika Yusuf mengenang kembali perjalanan hidupnya ketika itu. Apalagi yang melakukannya adalah saudara-saudaranya. Sedikitnya, ada dua hal yang mau kita teladani dari sini. Pertama, pengakuan dosa dan kesalahan kita dibutuhkan untuk melayakkan kita menerima pengampunan. Artinya kita menyadari kesalahan kita dan berjanji mengubahnya. Kedua, kita diingatkan untuk memberi pengampunan bagi saudara kita. Ingatlah, pengampunan membawa kepada perdamaian. Ingatlah pula bahwa damai itu indah!
2.      Ay. 18-19: Allah-lah Hakim yang Adil!
Saudara-saudara Yusuf pun datang menghadap Yusuf dan sujud kepadanya. Mereka datang untuk menjadi budak baginya. Melihat tindakan mereka, Yusuf pun mengingatkan mereka agar jangan takut, sebab dia bukanlah Tuhan. Sekalipun Yusuf punya jabatan dan kekuasaan tetapi dia bukanlah Allah yang mereka sembah. Dari sini kita juga diingatkan agar jangan menjadi orang yang berkuasa dan menganggap diri kita bagaikan Tuhan. Dari pernyataan Yusuf, bahwa dia bukanlah pengganti Allah, kita juga diingatkan bahwa Tuhan-lah Hakim yang adil. Tidak ada seorang pun manusia yang dapat menggantikan Allah sebagai penghakim bagi manusia. Rasa-rasanya, makin banyak orang-orang masa kini yang menjadi hakim bagi saudaranya. Menghakimi sesamanya dengan pola main hakim sendiri. Mereka merasa bagaikan Tuhan yang memiliki hak untuk menyalahkan dan menghukum sesamanya. Mudah-mudahan kita jauh dari tindakan yang demikian!

3.      Ay. 20: Allah sanggup mereka-rekakan kejahatan manusia untuk kebaikan!
Yusuf mengakui bahwa saudara-saudaranya telah melakukan kejahatan. Namun Yusuf melihat bahwa di tengah reka-rekaan saudaranya itu, Tuhan bekerja dan mengubahnya menjadi reka-rekaan yang menuju kebaikan. Kebaikan yang mendatangkan pemeliharaan kehidupan suatu bangsa yang besar. Ingatlah, bahwa reka-rekaan Allah adalah kebaikan dan damai sejahtera. Sekalipun di dalam menggapainya terkadang ada tantangan dan pergumulan yang kita hadapi. Tetapi yakinlah, seperti Yusuf meyakininya bahwa Tuhan turut beserta kita dan menyediakan kebaikan bagi kita.

4.      Ay. 21: Janganlah Takut!
Yusuf berkata jangan takut sebanyak dua kali dalam perikop kita ini. Tentu kita bisa menangkap ketakutan yang begitu hebat yang dialami oleh saudara-saudaranya. Sebab hidup mereka memang bergantung kepada Yusuf. Yusuf yang menjadi saluran berkat dari Tuhan. Saat itu dia menjadi kuasa atas Mesir dan rakyatnya (Bnd. Kej. 41:39-41). Hal yang wajar jika mereka takut, kalau-kalu Yusuf akan menindas mereka. Ternyata tidak! Yusuf justru berkata bahwa dia akan menanggung makan mereka dan keturunan mereka. Dengan kata lain Yusuf tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan membalasnya dengan kebaikan. Inilah cara Yusuf menenangkan dan menghibur saudara-saudaranya. Ketakutan saudara-saudaranya tidak dipergunakan Yusuf untuk menekan mereka, justru sebaliknya. Jika kita menilik ke dua ayat sebelum, Yusuf berkata dia bukanlah pengganti Allah. Artinya, hanya kepada Allah-lah kita takut. Dia-lah yang berkuasa dan menjadi penghakim atas kita.

III.     Pokok Diskusi
1.   Menurut saudara, apa itu mengampuni? kenapa sulit mengampuni?
2.   Coba bagikan kepada sesama, Bagaimana cara saudara mengampuni?
3.   Jawablah dengan jujur di dalam hati saudara! Adakah orang yang masih anda benci dan dendami? Coba pikirkan dia dan ingatlah pesan PA kita ini! Jika kepada saudara ditanyakan saat ini, maukah saudara mengampuni orang yang telah bersalah kepada saudara? (renungkanlah di dalam hati)

IV.     Kesimpulan
Sulit! Itu yang kita katakan ketika membahas bahan PA kita ini. Kita juga akan mengatakan tidak mudah menyembuhkan luka batin bahkan fisik, yang disebabkan oleh kejahatan orang lain kepada kita. Rasa marah, geram, sedih, dan jengkel tidak bisa kita hindarkan ketika mengingat kejahatan yang kita alami. Seakan ingin membalas mereka. Tetapi ingatlah bahwa kita sama saja akan menjadi penjahat jika kita membalas mereka dengan kejahatan. Sebaliknya adalah hal yang luar biasa ketika kita membalasnya dengan kebaikan melalui doa dan pengampunan kita. Tidak sedikit di antara kita yang akan mengatakan bahwa ini hanya dilakukan oleh malaikat Tuhan. Bahkan akan ada yang berkata kita masih di dunia! Beragam pendapat kita yang cenderung menolak nasihat ini karena terasa berat. Namun, ingatlah balas membalas tidak akan pernah selesai bahkan semakin memperkeruh masalah! Biarlah kita terus menggumuli pesan ini sembari mengupayakannya di dalam hidup kita sekecil apapun itu. Ingatlah bagi kita orang Kristen bahwa kita telah terlebih dahulu diampuni melalui Yesus Kristus. Kini kita diminta untuk mempertanggungjawabkannya dengan mengampuni sesama kita! Ingatlah pengampunan mendatangkan perdamaian. Ingatlah pula bahwa damai itu indah!

V.       Nas Renungan: Kejadian 50:17

“Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu. Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.”




Daftar Pustaka:

Dari berbagai literatur. Tulisan ini tidak memiliki catatan kaki dan perut sebagai daftar pustaka dan daftar acuan karena minimnya ruang.

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)