Bahan PA Minggu I September 2014
No
|
Acara
|
B. E.
|
K. J.
|
1
|
Nyanyian Pembukaan
|
3:1-3
|
17:1+4-5
|
2
|
Nas PA
|
Rom
13:8-14
|
Roma
13:8-14
|
3
|
Nyanyian Syukur
|
216:2
|
345:2+3
|
4
|
Doa Syafaat 1
|
||
5
|
Nyanyian Pengharapan
|
249:4+5
|
379:3
|
6
|
Doa Syafaat 2
|
||
7
|
Nyanyian
|
262:8
|
466a:2+4
|
8
|
Nas Persembahan
|
5
Musa12:11
|
Ulangan
12:11
|
9
|
Doa Penutup
|
||
10
|
Nyanyian Penutup
|
Amen-amen-amen
|
Amen-amen-amen
|
A.
Pembacaan
Nas: Roma 13:8-14
B.
Ajakan
Pokok Nas: Hiduplah di dalam Kasih!
I. Pendahuluan
Kasih! Rasa-rasanya,
kita bisa dengan mudah menjabarkan kata ini dengan gamblang. Bahkan kata ini
mudah untuk kita ucapkan, sekalipun kita harus mengakui memang sulit untuk
melakukannya. Kasih adalah sebuah kata sederhana, tetapi besar manfaat dan
dampaknya di dalam hidup kita. Tentu kita juga sadar bahwa kasih adalah ajaran
yang paling utama di dalam kekristenan. Kristus bahkan memperlihatkan pola
hidup kasih melalui kesaksian Alkitab yang ada pada kita. Itu sebabnya, kita
sebagai pengikut-Nya juga dituntut untuk memiliki karakter kasih. Di dalam
kitab Yohanes bahkan kita diingatkan bahwa Allah adalah kasih. Itu pula
sebabnya, kita juga seharusnya menjdi cerminan kasih kepada sesama kita.
Ada banyak alasan
orang berbuat kasih. Ini bahkan menjadi acuan kita untuk membagi tindakan kasih
yang kita lakukan. Ada empat jenis kasih yang sering kita umbar di dalam hidup
kita. Pertama, kasih storge berarti kasih mesra dari orang tua kepada
anaknya dan begitu juga sebaliknya. Kedua, kasih eros, artinya kasih
asmara antara pria dan wanita yang mengandung nafsu birahi. Ketiga, kasih Filia
berarti kasih sayang yang sejati antar sahabat dekat. Kasih ini lebih
kepada persahabatan. Keempat, kasih Agape, artinya kasih yang tanpa perhitungan
dan tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya. Kristus di dalam hidup
meminta kita meneladani kasih yang dilakukan-Nya, yaitu kasih Agape, kasih yang
mau berkorban tanpa memandang muka dan pamrih.
Jika kita kembali ke pernyataan di
atas bahwa sulit untuk melakukan kasih, apalagi kasih Agape. Bagaimana mungkin
kita bisa mengasihi orang yang telah menyakiti kita? Ini tentu di luar logika
kita. Akan tetapi kasih tersebut akan mampu kita lakukan di dalam iman kepada
Kristus. Hanya dengan imanlah ada hidup di dalam kasih. Ingatlah, bahwa
Tuhan-lah yang memampukan kita melakukannya karena Dia-lah sumber kasih.
Teks bacaan kita ini berintikan
tentang pengajaran kasih. Paulus melalui suratnya ini menegaskan kepada kita
bahwa kasih memenuhi hukum taurat. Tanpa kasih, maka pelaksaan hukum taurat itu
berada di dalam kemunafikan, memilih orang dan menuntut imbalan. Akan tetapi
dengan kasih, kita telah memenuhi hukum taurat itu, sebab kasih adalah inti dan
tujuan dari hukum taurat itu sendiri. Kita tentu tidak lupa bahwa banyak
orang-orang yang saat itu ahli taurat dan melakukan taurat tetapi ada maksud
terselubung di dalamnya. Artinya ada yang diinginkan ketika melakukan hukum
taurat itu. Pelaksanaan yang demikian ditentang dan bahkan berlawanan dengan
ajaran kekristenan. Bagaimanakah kaitan hukum taurat dengan kasih serta apa
alasan paulus mengaskan hal ini? Berikut ini akan kita telaah bersama!
II.
Penjelasan Nas
1. Ay. 8-9: Hiduplah di dalam Kasih!
Seruan yang paling utama melalui
bahan PA kita ini adalah agar kita hidup di dalam kasih. Paulus melalui
suratnya mengaitkan hal berutang dengan mengasihi. Jika kita melihat situasi
yang kerap terjadi banyak orang yang kesulitan dan terpaksa berutang. Sayangnya
kesempatan itu dipakai oleh si pemberi utang dengan menggandakan bunga. Hal ini
justru semakin menambah penderitaan dan kemelaratan si pengutang tadi. Melalui
bacaan kita ini, baik si pemberi utang dan si pengutang di tegur bersama. Bagi
si pemberi utang agar saling mengasihi. Artinya, jangan sampai mempergunakan
kesempatan di dalam situasi saudara kita. Justru, kita diminta untuk
menolongnya. Kepada si pengutang, agar jangan berutang jika tidak mau membayar
hutang sebab ada beberapa kasus yang tidak mau membayar utangnya (Bnd. Maz.
37:21). Paulus pun menegaskan untuk saling mengasihi. Tidak hanya sekedar
mengasihi, tetapi mengasihi seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Inilah
simpul dari larangan yang tertera di dalam hukum taurat.
2. Ay. 10-11: Kasih adalah kegenapan Hukum
Taurat!
Kasih menuntut kita tidak berbuat
jahat terhadap sesama. Sama halnya dengan hukum taurat yang bersifat larangan,
juga menuntut kita untuk menyakiti sesama kita. Ketika kita mencuri, membunuh
berarti kita telah menyakiti sesama kita. Dengan mengasihi dengan menjaga harta
sesama kita, melindunginya, maka kita dengan otomatis telah melakukan memenuhi
hukum taurat itu. Paulus dengan tegas mengatakan agar kita harus melakukannya,
sebab saatnya sudah tiba. Saat di mana Tuhan datang dan kesudahan itu datang. Keselamatan
itu sudah dekat bahkan lebih dekat waktunya ketimbang waktu kita menjadi percaya.
Yesus bahkan sering mengatakan hal yang sama terkait tentang keselamatan itu
sudah dekat. Itu sebabnya kita diminta bangun dari kegelapan dan tidur kita
dari dosa.
3. Ay. 12-14: Tanggalkanlah
perbuatan dosa dan kenakanlah hidup di dalam Yesus Kristus!
Paulus
memberikan gambaran hidup orang berdosa dengan orang yang hidup di malam hari.
Hidup tersebut berada di dalam kegelapan yang menggambarkan kehidupan di dalam
dosa. Kita diminta untuk meninggalkan kehidupan dosa tersebut. Kemudian
mengenakan perlengkapan terang. Kita juga diminta untuk hidup di dalam terang
di dalam Yesus Kristus. Hidup di dalam sopan santun, menjauhi pesta pora dan
mabuk-mabukkan, percabulan dan hawa nafsu, serta perselisihan dan iri hati.
Inilah hidup di dalam terang itu, yaitu menjauhi perbuatan yang menyakiti
sesama dan Tuhan. Ingatlah senjata kita untuki melawan nafsu yang menjerumuskan
kita ke dalam dosa adalah Kristus. Dengan terang yang daripadanya kita dapat
membedakan mana yang baik dan yang jahat di hadapan-Nya. Pesan terkhir dari
Paulus, agar kita tidak merawat tubuh kita dengan memuuaskan keinginan daging
kita. Ingatlah bahwa keinginan daging bertentangan dengan keingin Roh.
Keinginan daging menjerumuskan kita ke dalam dosa dan maut, tetapi keinginan
Roh, dengan hidup di dalam terang Kristus membawa kita kepada kehidupan.
III. Pokok Diskusi
1. Menurut
saudara, apa arti kasih? Coba berikan satu contoh kecil tindakan kasih!
2. Kenapa
sulit untuk melakukan kasih? Bagaimana caranya agar dapat melakukannya?
3. Sesuai
teks bacaan kita, Kenapa kita perlu mengasihi?
IV.
Kesimpulan
Kasih itu tidak hanya di dalam omongan,
tetapi lebih utama di dalam tindakan. Tindakan adalah perkataan yang berbentuk
konkret. Jika kita katakan kita telah hidup kasih, maka wajarlah jika hidup
kita mencerminkan kasih itu kepada sesama. Sulit memang! Tetapi di dalam iman,
kita akan dimampukan oleh Allah sebab Dia adalah kasih dan sumber kasih. Ingatlah
bahwa di dalam kasihlah hukum taurat itu dipenuhi. Kasih-lah dasar kita
melakukannya. Bahkan hidup di dalam kasih merupakan ringkasan dari seluruh
hukum taurat. Lakukanlah tindakan kasih mulai dari hal yang kecil. Dengan
demikian kita terbiasa melakukan kasih. Selamat hidup di dalam kasih!
V.
Nas
Renungan: Roma13:8b
“Sebab barangsiapa
mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.”
Daftar Pustaka:
Dari berbagai literatur. Tulisan ini tidak memiliki catatan kaki dan perut sebagai daftar pustaka dan daftar acuan karena minimnya ruang.
Comments
Post a Comment