Bahan PA Minggu III September 2014
No
|
Acara
|
B. E.
|
K. J.
|
1
|
Nyanyian Pembukaan
|
14:1-2+6
|
8:1+3
|
2
|
Nas PA
|
Pilipi
1:21-30
|
Filipi
1:21-30
|
3
|
Nyanyian Syukur
|
281:3+7
|
353:2+4
|
4
|
Doa Syafaat 1
|
||
5
|
Nyanyian Pengharapan
|
230:3
|
344:2
|
6
|
Doa Syafaat 2
|
||
7
|
Nyanyian
|
218:2
|
380:4
|
8
|
Nas Persembahan
|
5
Musa12:11
|
Ulangan
12:11
|
9
|
Doa Penutup
|
||
10
|
Nyanyian Penutup
|
Amen-amen-amen
|
Amen-amen-amen
|
A.
Pembacaan
Nas: Filipi 1:21-30
B.
Ajakan
Pokok Nas: Menderitalah demi Kristus!
I. Pendahuluan
Tidak ada manusia yang ingin hidup di
dalam penderitaan selamanya. Kecenderungan untuk menjauhi penderitaan itu
menjadi pilihan yang paling baik. Apalagi jika diperhadapkan kepada dua
pilihan. Dua pilihan itu adalah mengikut Kristus dengan memikul salib atau terus
hidup di dalam kenikmatan dunia ini. Jika kita yang diperhadapkan dengan
pilihan ini, tentu membutuhkan pergumulan di dalam hidup kita. Sebab kenikmatan
dunia ini terkadang lebih menarik dibandingkan kuk yang bisa membuat kita
menderita. Namun, sadarkah kita bahwa itulah tanggung jawab yang memang
seharusnya kita pikul. Lagu sekolah minggu yang
satu ini mungkin dapat memberikan gambaran yang lebih jelas lagi. Demikian
syair lagu tersebut “di dalam dunia ada dua jalan, lebar dan sempit mana kau pilih?”
Jika kita tidak melanjutkan syair lagu ini, maka umumnya kita akan pilih jalan
yang lebar, yang lebih luas dan aman. Di sana tidak harus bersempit-sempitan
dan antri. Sebaliknya, di jalan yang sempit, akan terasa menyesakkan,
panas-panasan, gerah, dsb. Lagu yang sederhana bukan? Namun memberikan dua
gambaran yang menjadi pilihan kita di dalam proses kehidupan ini. Bahkan setiap
jalan memiliki akhir yang berbeda. Bagi sebagian orang yang tidak menyakini
adanya penghakiman dan hukuman yang kekal tidak akan mau bersusah-susah dan
menderita. Bagi mereka menderita demi Kristus adalah kebodohan sebab hidup ini sudah
susah, kenapa malah menambah penderitaan demi orang lain. Ayo! Saudara mau
pilih yang mana, lebar atau sempit?
Teks bacaan kita
memaparkan kisah pelayanan Paulus yang dipenuhi tantangan yang begitu hebat.
Tidak tanggung-tanggung sebelum dia mati, dia dipenjara dan disiksa. Kita tentu
mengetahui kenapa dia harus menderita sedemikian. Ya! Karena iman yang dia anut
dan tugasnya yang menjadi pemberita Injil. Penderitaan ini tentu agak berbeda
dengan penderitaan yang dialami umat Kristen masa kini. Namun, tetap harus kita
sadari bahwa hambatan itu tetap ada dan seringkali membuat kita dan persekutuan
kita jatuh kepada keputusasaan. Teks bacaan kita ini adalah surat Paulus kepada
Jemaat Filipi ketika dia masih berada di dalam penjaradi Roma. Pada bagian ini,
Paulus bermaksud memberikan wejangan dan nasihat melalui kesaksiannya kepada
Jemaat Filipi. Filipi adalah jemaat yang didirikannya. Melalui berita yang dia
dengar dari Epafroditus (Filipi 4:18), dia menguatkan jemaat tersebut untuk
melalui pergumulan mereka. Dia menjelaskan apa yang menjadi bagian orang yang
percaya kepada Kristus dan bagaimana kita menyikapi salib yang harus kita pikul
itu. Untuk semakin mendalami teks ini, mari kita menelaahnya bersama!
II.
Penjelasan Nas
1. Ay. 21-22: Hidup kita adalah untuk melayani
Tuhan!
Paulus menegaskan hidupnya adalah
dari dan untuk Kristus dan kematian karena Kristus adalah keuntungan baginya. Paulus
memberikan sebuah makna hidup bagi kita. Hidup ini adalah bekerja dan hidup
menurut kehendak Tuhan. Ketika kita bekerja tentulah mendatangkan hasil. Itulah
buah dari pekerjaan kita. Bagi manusia di zaman postmodern ini, hidup ini
adalah berkerja. Tiada waktu tanpa mencari uang. Itu sebabnya ada pepatah
mengatakan time is money. Bekerja
untuk hidup itu sah-sah saja. Jangan sampai pekerjaan kita membelenggu
kehidupan kita, sehingga kedamaian dan sukacita tidak kita miliki. Hidup adalah
pemberian Tuhan. itu sebabnya di dalam hidup kita bekerja dan memuliakan Dia
melalui pekerjaan kita. Bekerja bagi Tuhan, tidak hanya menjadi pendeta atau
penatua. Ini merupakan pemahaman yang sempit. Sebab setiap orang yang percaya
dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan melalui profesi dan karunia yang kita
miliki. Jika kita mengingat sejarah berdirinya GKPI, pemahaman tentang Imamat
Am Orang Percaya merupakan landasan GKPI dalam melayani. Dari sini, seluruh
warganya ditutut aktif melayani tanpa harus mengatakan ‘Aku bukan pendeta dan
sintua’. Sebab tugas untuk memberitakan Injil adalah panggilan bagi setiap
orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Apapun pekerjaan kita, gunakanlah
menjadi sarana untuk mewartakan kasih Yesus Kristus. Berat mamang! Bahkan kita
bisa dibuat pusing sehingga lebih mengatakan tidak tahu harus pilih mana.
2. Ay. 23-26: Kuatkanlah iman sesamamu!
Paulus diperhadapkan kepada dua
pilihan yang berat dan memusingkannya. Satu sisi, dia bisa saja pergi dan diam
bersama Kristus. Itu bahkan dianggap lebih baik. Di sisi lain, ada yang lebih
memerlukannya, yaitu tinggal di dunia ini bersama jemaat. Pilihan pertama
adalah pilihan yang lebih baik karena tidak lagi berlelah-lelah sebab telah
diam dan tinggal di dalam Kristus. Sebaliknya, pilihan kedua memperhadapkan
kita kepada berbagai macam tantangan di tengah umat. Paulus sadar akan kedua
pilihan itu, bahkan dia ingin yang lebih baik. Namun, Paulus juga sadar akan
saudara-saudaranya seiman, yang lebih membutuhkannya untuk mengajar, membimbing
dan menguatkan mereka di dalam iman. Dengan adanya Paulus, jemaat dapat
bermegah di dalam iman mereka. Bermegah dengan bersukacita dan bangga terhadap
iman mereka di tengah tantangan yang menghadang. Bukan sebaliknya, malu atau
bahkan takut memperlihatkan iman mereka.
3. Ay. 27-28: Hendaklah
hidupmu berpadan dengan Injil Kristus!
Paulus
yang hidupnya telah berkorban dan mau membimbing jemaat tidak ingin
disia-siakan. Dia mengajak jemaat untuk hidup di dalam Injil Kristus. Hidup di
dalam Injil Kristus sama dengan mengendalikan keinginan daging yang sering kali
membawa kita kepada dosa. Hidup kita bahkan dituntun untuk berada di dalam
kebenaran dan kasih-Nya. Hidup di dalam Kristus nampak di dalam kesatuan hati
dan jiwa, serta berdiri di dalam satu roh dalam menghadapi tantangan. Bagi
mereka yang menantang Injil, Injil adalah tanda kebinasaan. Sebaliknya, bagi
mereka yang menerima dan hidup di dalamnya, Injil adalah tandan keselamatan,
yang datang dari Allah.
4. Ay. 29-30: Menderitalah demi Kristus!
Pada
bagian ini, Paulus menegaskan bahwa iman itu adalah anugerah. Iman yang
memungkinkan kita percaya kepada Kristus. Iman itu ternyata tidak sampai di
sana saja. Namun, iman jugalah yang memampukan kita untuk menderita demi
Kristus. Sebab untuk mengikut Kristus dibutuhkan pengorbanan, yaitu menyangkal
diri dan memikul salib. Paulus tidak hanya sekadar berkata-kata sebab dia
sendiri telah mengalaminya dan bahkan jemaat melihat dan mendengarnya. Inilah
kesaksian Paulus, yang diharapkan menguatkan penderitaan yang dialami jemaat. Kepada
kita juga diberitakan hal yang sama bahwa menjadi Kristen berarti kita juga
harus siap dengan resiko dan konsekuensi, di mana dunia ini seringkali
mengahadang kita dan membuat kita terpleset dan jatuh. Biarlah kita teguh
berkata bahwa hidup kita adalah Kristus dan mati untuk-Nya adalah keuntungan!
Mati di dalam dan untuk Kristus adalah keuntungan yang luar biasa, sebab tubuh
ini bisa saja mati, tetapi Dia akan memberikan kehidupan bagi kita kelak.
Ingatlah siapa yang memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya dan barang
siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya (Bnd. 10:39).
III. Pokok Diskusi
1. Apakah
maksud dari surat Paulus kepada jemaat di Filipi?
2. Menurut
saudara, apakah makna dari hidup?
3. Bagaimana
sikap kita di dalam menghadapi penderitaan di tengah kehidupan kita?
IV.
Kesimpulan
Hidup ini adalah pemberian Tuhan. Sudah
sepantasnyalah jika hidup ini juga kita pergunakan untuk memuliakan Dia di
dalam hidup kita. Hidup kita adalah untuk bekerja untuk Tuhan melalui pekerjaan
kita. Kita tidak bisa meniadakan penderitaan yang kita hadapi. Kristus tidak
pernah mengatakan tidak ada tanggung jawab dan salib yang kita pikul.
Sebaliknya, semuanya itu justru dituntut bagi kita yang ingin mengikutnya. Sekalipun
kita harus menderita demi Dia, ingatlah bahwa Dia juga telah menderita demi
kita. Bahkan penderitaan kita tidak sebanding dengan penderitaan-Nya. Itu
sebabnya, kuatkanlah imanmu dan dukunglah sesamamu seiman. Hendaklah hidupmu
sepadan dengan Injil Kristus sebab itulah tanda keselamatan yang datang bagi
kita yang percaya.
V.
Nas
Renungan: Filipi 1:29
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja
untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.”
Daftar Pustaka:
Dari berbagai literatur. Tulisan ini tidak memiliki catatan kaki dan perut sebagai daftar pustaka dan daftar acuan karena minimnya ruang.
Comments
Post a Comment