Kaum Bapak Yang Mempersiapkan diri akan Kerajaan Sorga (Matius 13:24-30, 36-43)
Pendahuluan
Di dalam pengajarannya Yesus menggunakan perumpamaan untuk memudahkan para pendengar memahami maksud dari pengajarannya. Tidak sedikit perumpamaan yang disampaikan Yesus juga disertai dengan penjelasan. Ini tampak pada bacaan PA kita. Perumpamaan, menurut kamus Merriam-Webster, “a usually short fictitious story that illustrates a moral attitude or a religious principle.” Artinya adalah sabuah kisah fiksi pendek yang mengilustrasikan suatu moralitas atau prinsip keagamaan. Nah, perumpamaan tentang gandum dan Lalang adalah perumpamaan terkait tentang kerajaan Allah. "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.” (ay. 24b). Ini menjadi kalimat pengantar dari perumpamaan gandum dan Lalang.
Di dalam PA kali ini, ada tiga hal yang penting untuk kita tekankan: pertama, Kaum Bapak memahami makna dari perumpamaan ini; dua, kaum Bapak mampu menjadi anak-anak kerajaan sorga; ketiga, kaum Bapak mampu menularkannya kepada keluarga dan sekitar.
Penjelasan:
- Ay. 24-25: Musuh menabur benih Lalang
Yesus menggunakan analogi musuh sebagai penabur Lalang. Biasanya, kita yang pernah Bertani di kampung, melihat bahwa Lalang tumbuh dengan sendirinya. Secara logika Lalang dihembuskan oleh angin. Namun demikian, Yesus ingin memberi penegasan di sini bahwa Lalang itu dating dari si jahat. Kata Lalang dalam Bahasa Yunani echthros berarti hated, hostile, enemy.
- Ay. 26-30: gandum dan Lalang tumbuh bersama
Di dalam bahasa batak kita mengenal istilah eme dan simarememe. Istilah ini memperlihatkan kemiripan antara gandum (Yun. sitou) dan Lalang (Yun. zizania). Lalang tak dapat dimakan sebab itu bukanlah tumbuhan untuk dikonsumsi sebagai makanan. Ada artikel menjelaskan bahwa jika kita memakan Lalang maka akan menimbulkan pusing.
Menariknya, ada sebuah perbedaan antara tradisi Bertani di daerah kita dengan perumpamaan ini. Di sini, sang pemilik tanah melarang hambanya untuk mencabut Lalang tersebut. Sedangkan di dalam tradisi kita Bertani, kita biasanya marbabo. Para petani mencabut Lalang Ketika tanaman padi masih kecil hingga besar.
- Ay. 36-38: Anak Manusia Sang Penabur Benih yang baik
Terminologi Anak Manusia erat kaitannya dengan Daniel 7:13. Daniel di dalam pengelihatannya melihat keagungan dan kebesaran anak manusia. Di dalam perumpamaan Yesus, anak manusia adalah sang penabur benih yang baik. Benih yang baik adalah anak-anak kerajaan sedangkan Lalang adalah anak-anak si jahat.
- Ay. 39-43: Anak-anak Kerajaan, anak-anak si jahat, dan akhir zaman
Anak-Anak Kerajaan memiliki penekanan di dalam perumpamaan ini. Anak-anak kerajaan itu berbeda dengan anak-anak si jahat. Anak-anak kerajaan sorga itu memperlihatkan sikap sebagai anak-anak raja.
Iblis! Di sini secara spesifik Yesus menyebut musuh adalah iblis. Iblis menanam bibit yang jahat. Di dalam teks ini secara khusus anak anak si jahat itu tidak terlalu berbeda dengan anak-anak kerajaan. Mereka serupa tapi tak sama. Seperti eme dan simaremeeme. Jika kita juga melihat bentuk dari tanaman gandum dan Lalang tadi, terlihat persis sama tapi tak serupa. Tentu kitab isa membedakannya namun butuh kehatihatian. Hal lain yang ingin ditekankan adalah bahwa yang jahat dan yang baik tumbuh bersama dan hidup bersama. Itu kenapa kita tak perlu iri melihat orang jahat kaya, sehat, atau tertawa. Sebab di dalam iman kita ada waktu dimana yang baik dan yang jahat itu dipisahkan dan dihakimi.
Akhir zaman. Frasa ini sering kita dengar terlebih terkait tentang kiamat. Bahkan ada banyak film yang bertemakan tentang kiamat. Kita tentu tidak lupa dengan film 2012, yang mengisahkan akhir dari dunia ini. Namun, bagaimana teks kit aini berbicara tentang akhir zaman? Ini adalah momen di mana penghukuman itu dilakukan. Kapan itu? Kita tidak ada yang tahu bahkan anak manusia pun tidak tahu (Bnd. Mat. 24:36).
Para penuai itu malaikat (Yun. Aggelos). Aggelos berarti messenger (penyampai pesan), angel (malaikat). Para malaikat akan mengumpulkan yang menyesatkan di dalam Kerajaan-Nya. Yesus menggunakan analogi kerajaan di mana di dalam kerajaan tersebut ada yang baik dan yang jahat. Yang jahat menutupi diri dengan kebaikan yang semu dan menyesatkan. Mereka yang jahat akan dicampakkan ke dapur api. Kata yang digunakan di sini adalah kaminos berarti furnace (perapian), oven, Kiln (tempat pembakaran). Inilah tempat di mana mereka yang jahat akan dihukum.
Kesimpulan:
Perumpamaan gandum dan Lalang ingin mengingakan bahwa akhir zaman menjadi momen di mana yang jahat akan menerima hasil kejahatannya. Kita tidak perlu iri terhadap yang jahat yang sehat, kaya, dan hebat. Sebab sama seperti gandum dan Lalang tadi, TUHAN membiarkannya tumbuh bersama agar gandum tidak ikut tercabut. Sekarang pilih mana mau menjadi Lalang atau gandum? Ingat kitab isa saja seperti Lalang yang memiliki kesamaan dengan gandum. Jadilah anak-anak kerajaan.
Diskusi:
1. Apa yang membedakan kita sebagai Gandum dan Lalang?
2. Bagaimana saudara mengajarkan anak atau keluarga untuk mengenal ajaran Kristus yang benar?
3. Apa tantangan dalam memperoleh ajran yang benar? Jelaskan solusinya!
Comments
Post a Comment