Posts

Showing posts from February, 2025

Menyatakan Cahaya Kemuliaan Tuhan (Keluaran 34:29-35)

Image
Banyak sekali iklan di televisi dan media elektronik yang menampilkan wajah yang bercahaya atau berkilau. Umumnya, iklan ini berkaitan erat dengan produk kecantikan. Siapa yang tidak ingin memiliki wajah yang bercahaya? Apalagi para kaum hawa. Wajah yang bercahaya seringkali dilambangkan sebagai kecantikan. Wajah yang berseri, bercahaya, dan mulus adalah idaman setiap wanita. Teks Khhotbah bagi kita di minggu ini juga bercerita tentang wajah yang bercahaya. Musa! Ya, Musa! Wajahnya bercahaya setelah berjumpa dengan TUHAN di gunung Sinai (ay. 29). Kenapa wajahnya bercahaya? Juga apa hubungannya tugas panggilan kita sebagai orang percaya dengan wajah yang bercahaya? Bagaimana wajah kita bercahaya yang diajarkan bagi kita? Ini pertanyaan-pertanyaan reflektif yang hendak kita renungkan di dalam khotbah ini. Sebelumnya, di Pasal 32, Musa sedang berada di gunung Sinai untuk menerima dua loh batu berisi sepuluh hukum (Bnd. Kel. 31:18). Namun, umat Israel yang ditinggalkan Musa un...

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Image
Bagi saudara/i yang suka menonton film di bioskop, tentu saudara/i tidak akan asing dengan film Avengers . Avengers adalah film tentang tim superhero yang memiliki misi balas dendam. Film Avengers terdiri dari beberapa series. Yang paling terkenal adalah seri yang terakhir, Endgame . Di seri ini, para superhero membalaskan dendam kepada Thanos yang telah menghancurkan setengah dari populasi bumi. Para superhero membalas dendam dan mengembalikan populasi bumi tersebut. Tentu ini hanya sebuah film fiksi. Namun, perhatian penonton begitu tinggi. Ya karena kita pada umumnya memang suka dengan film yang berbau balas dendam apalagi jika dilakukan oleh superhero favorit kita. Nah, Firman Tuhan minggu ini berbicara tentang mengasihi musuh. Ini adalah sikap yang berlawanan dengan membalas dendam yang ada pada film Avengers atau film petempuran lainnya. Pesan yang disampaikan oleh Yesus sangat penting dan menarik. Penting karena kasih adalah hukum yang utama bagi kita yang mengikut Kristu...

Tuhan Pengharapan Kita (Yeremia 17:12-18)

Image
Carol Graham di dalam bukunya berjudul The Power of Hope terjemahan bebasnya berarti “Kekuatan dari Sebuah Harapan” mempertanyakan bagaimana dan kenapa salah satu negara terkaya di dunia, yakni Amerika Serikat, memiliki penduduk yang mengalami banyak sekali keputusasaan. Apa yang salah dengan negara terkenal dengan kekuatan harga dollar -nya ini? Graham lantas menekankan bahwa masalahnya terletak pada kebijakan publik, mulai dari penangan pengangguran dan kerja paksa dan sebagainya, yang tidak dipecahkan atau dilandaskan dengan sebuah pengharapan. Graham menambahkan bahwa strategi untuk menggalakkan masyarakat yang berpengharapan telah hilang. Dengan kata lain, perkembangan zaman telah mengubah paradigma berpikir manusia menjadi mudah putus asa. Oleh karena itu, Graham menekankan perlunya membangun pengharapan di tengah masyarakat. Teks Alkitab kita pada hari ini juga menekankan tentang pengharapan. Nabi Yeremiah, adalah salah satu nabi yang banyak sekali mengalami tantangan di tenga...

Dipanggil Menjadi Penjala Manusia (Lukas 5:1-11)

Image
Agustus 2024 yang lalu, saya dan teman-teman pergi memancing ke sebuah pantai yang terletak di New York City. Walaupun memancing bukan hobi saya, namun saya tertarik untuk menikmati pengalaman memancing di pantai dengan ombak yang deras dan angin yang kencang. Sayangnya, selama 3 jam memancing umpan udang yang disediakan teman tak satupun berhasil menarik minat ikan. Yah! Itulah memancing. Kadang beruntung kadang tidak. Memancing memang butuh kesabaran. Teks khotbah kita minggu ini juga berbicara tentang memancing. Simon Petrus adalah seorang nelayan. Dia menggunakan jala ketika menangkap ikan. Suatu ketika Yesus naik ke perahu Simon. Di sana, Simon berjumpa dengan Yesus. Di tengah intereksi Yesus dan Simon, terjadi peristiwa yang luar biasa. Apa itu? Jaring yang dilemparkan Simon ke tengah laut menangkap banyak ikan. Di mana luar biasanya? Luar biasa karena Simon mengaku kepada Yesus bahwa dia telah sepanjang malam bekerja keras namun tidak mendapat apa-apa (lih. ay. 5a). Namun, k...