Doa Mohon Keselamatan (Kejadian 18:22-33)
Pernahkah saudara/i memohon atau meminta sesuatu kepada seseorang? Tentu kita semua pernah melakukannya, bukan? Permohonan tersebut disampaikan kepada seseorang yang memiliki apa yang kita mohonkan. Dengan kata lain, mereka yang memohon menyadari posisi tangannya ada di bawah sebagai sikap untuk memohon.
Di dalam perihal memohon, umumnya, permohonan yang paling cenderung untuk diterima adalah jika mereka yang memiliki hubungan sangat dekat dengan yang dimohonkan. Hubungan dekat ini mempermudah komunikasi dan permohonan untuk dikabulkan. Teks khotbah minggu ini juga memberitakan tentang permohonan Abraham kepada Tuhan. Menariknya dia memohon bukan untuk kepentingannya melainkan untuk kepentingan orang lain. Nah, permohonan ini disebut sebagai syafaat. Lembaga Alkitab Indonesia sendiri memberikan judul pada ay. 16-33 “Doa syafaat Abraham untuk Sodom.”
Apa itu syafaat? Kata ini berasal dari kata Arab Syafa’ah beararti genap. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menerjemahkan Syafaat adalah perantaraan (pertolongan) untuk menyampaikan permohonan (kepada Allah). Menilik definisi ini, kita bisa simpulkan bahwa doa syafaat adalah doa yang disampaikan kepada Tuhan untuk kepentingan orang lain.
Abraham di dalam teks khotbah ini memohon keselamatan kota Sodom. Ada apa dengan kota Sodom? Perikop khotbah ini menerangkan bahwa kota Sodom dan Gomora (lih. ay. 20). Kedua kota ini sangat berat dosanya. Kej. 19 kemudian memperlihatkan dosa besar dari kedua kota ini. Para sarjana Alkitab menafsirkan bahwa kritik terhadap Sodom dan Gomora adalah ketidakramahan terhadap orang asing. Tema dan fokus dari Kejadian 19 seringkali dipahami untuk menekankan tema hospitality (keramahtamahan). Di Kejadian 19, sayangnya Sodom dan Gomora tidak berubah dan bertobat hingga akhirnya kota-kota ini diluluhlantahkan oleh Tuhan.
Abraham lewat teks khotbah ini mengajarkan kita untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk orang lain. Pada faktanya kita melihat bahwa Abraham sendiri memohon karena keponakannya, Lot, berada di sana. Oleh karena itu Abraham pun memohon keselamatan kota tersebut. Apa yang ingin disampaikan kepada kita lewat mendoakan orang lain? Bagaimana kita di masa kini perlu memahami teks khotbah ini?
Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?
1. Allah kita adalah Allah Pengasih dan Adil.
Allah adalah kasih dan adil merupakan tema yang diperlihatkan dari teks khotbah ini. Abraham sendiri bertanya kepada Tuhan di ay. 23 "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?” Di sini, Abraham menyakini bahwa Tuhan yang memanggil dan yang disembahnya itu adalah Tuhan yang adil. Abraham membandingkan antara orang benar (Ibrani tsadiq) dan fasik (Ibrani: raša). Kata tsadiq dapat diartikan benar dan adil; sedangkan kata raša berarti bersalah dan orang jahat. Abraham dengan sadar membandingkan kedua kelompok ini untuk menyampaikan permohonannya kepada Tuhan. Abraham percaya bahwa Tuhan adalah adil dan juga kasih. Kasih Allah memberikan pengampunan lewat orang-orang benar. Jika seandainya ada 50 orang-orang benar, maka seisi kota itu diselamatkan (ay. 26). Di sini Tuhan digambarkan tidak hanya adil, tetapi juga penuh kasih. Dia mengampuni mereka yang jahat karena keberadaan orang-orang benar. Menariknya, permohonan Abraham berulang sebanyak lima kali. Hingga Abraham memohon jika ada sepuluh orang benar, maka Tuhan tidak akan memusnahkan kota itu. Ini menarik sebab angka 10 itu relatif kecil jika kita bandingkan dengan penghuni sebuah kota. Alkitab sendiri tidak memberikan secara jelas berapa penghuni kota Sodom. Akan tetapi jika kita melihat ay. 20 dimana banyak orang berkeluh kesah akan kota ini. Pastilah penduduknya lebih dari sepuluh orang. Selain itu, penduduk kota ini bisa jadi tidak terlalu banyak sebab orang-orang di kota ini terkenal jahat. Walaupun demikian, keberaan orang benar menyelamatkan kota tersebut dari penghukuman Tuhan.
2. Jadilah orang benar.
Teks khotbah ini menggambarkan bahwa keberadaan orang benar: tsadiq begitu berarti bagi sekitarnya. Hal ini dapat dipahami sebagai peran dari orang benar bagi sekitarnya. Mereka ibarat lilin yang menjadi terang dan garam memberi rasa bagi sekitarnya. Intinya Adalah keberadaan orang benar menjadi berkat bagi sekitarnya. Terlepas orang-orang di sekitarnya menerima dan mengikuti orang benar tersebut, pada faktanya keberadan orang benar dilihat oleh Tuhan di dalam teks khobah ini. Keberadaan mereka menyelamatkan orang yang jahat. Ini yang kita lihat dari teks khotbah ini. Oleh karena itu, tugas panggilan kita dari teks khotbah ini adalah agar kita menjadi orang benar.
Apa itu orang benar (tsadiq)? Menjadi orang benar adalah mereka yang hidupnya takut akan Tuhan dan seturut dengan kehendak Allah (Maz. 112:1-2). Hidupnya merenungkan Firman Tuhan siang dan malam (Maz. 1:2) sebab di dalam Firman Tuhan kita mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi kita. Seruan bagi kita adalah: jadilah menjadi suami yang benar, istri yang benar, orangtua yang benar, anak-anak yang benar, dan pekerja yang benar seturut dengan Firman Tuhan.
3. Keselamatan orang-orang benar.
Berita suka sukacita bagi kita adalah keselamatan ada bagi mereka yang hidup di dalam kebenaran Allah. Satu hal yang perlu kita garis bawahi di sini. Kita melakukan kebenaran bukan untuk memperoleh keselamatan melainkan membuktikan dan menunjukkan bahwa kita telah memperoleh keselamatan itu. Mereka yang hidup di dalam kebenaran adalah mereka yang telah diselamatkan di dalam Yesus Kristus Tuhan. Keselamatan yang kita peroleh haruslah kita pertontonkan di dalam keseharian kita lewat berjalan di jalan yang benar. Sekali lagi kebenaran itu kita peroleh dengan menggumuli Firman Tuhan di dalam hidup kita siang dan malam.
Berbahagialah sebab kita yang percaya di dalam Kristus Adalah orang yang telah dibenarkan. Kita telah dibenarkan lewat pengorbanan Yesus Kristus. Karena itu, panggilan hidup kita adalah menjadi kemuliaan bagi Allah. Ingatlah kita telah diselamatkan dari dosa.
Abraham juga telah memperlihatkannya kepada kita bahwa keberadaan orang benar di Sodom akan membuat murka Tuhan sirna. Orang benar yang walaupun sepuluh, tetapi keberadaan mereka diperhitungkan oleh Tuhan sebab Tuhan menyelamatkan mereka yang berjalan di jalan kebenaran-Nya. Kita bisa melihatnya di Kej. 19 di mana Lot dan keluarganya diselamatkan oleh Tuhan. Abaraham yang adalah orang benar didengarkan doanya. Di sini tampak bahwa doa orang benar berkuasa jika percaya dan memiliki iman seperti Abraham.
Oleh karena itu, Abraham memberi teladan bagi kita untuk mendoakan sesama kita sebagai syafaat kita. Kita adalah perantaraan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan Tuhan. Kita dipanggil untuk mendoakan mereka. Abraham juga memperlihatkan kepada kita bahwa hubungan yang dengan Tuhan membuat doa-doa kita didengarkan, dengan tentu mengingat jika kita percaya dan beriman kepada Tuhan. Kita sebagai pengikut Kristus diajarkan agar kita beriman di dalam Yesus Kristus, sebab Dia adalah jalan dan kebenaran (Yoh. 14:6). Selamat mendoakan sesamamu! Doakanlah keselamatan sesamamu!
Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!
TS
Comments
Post a Comment