Mengasihi Tuhan dan Hidup Menurut Jalan-Nya (Ulangan 30:15-20)

Hidup adalah pilihan. Setiap pilihan yang kita ambil mencerminkan siapa kita yang sesungguhnya. Tidak ada manusia yang ingin memiliih jalan yang sulit di dalam hidupnya. Semua orang ingin hidupnya lebih baik. Namun, seringkali pilihan yang kita ambil adalah pilihan yang tampaknya asik dan menyenangkan, di mana terkadang itu hanya di awal dan bersifat sementara. Akan tetapi di pertengahan dan akhir, pilihan itu membuat kita menyesal dan menderita.

Ambil saja contoh seorang anak SD yang memiliki pilihan untuk rajin belajar atau bermain gadget atau handphone sepanjang hari. Orangtua telah mengingatkan agar mempergunakan waktu dengan belajar dan mengasah kemampuan untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Akan tetapi, si anak merasa belajar tidak menyenangkan dan lebih memilih bermain gadget. Akibatnya, ketika menghadapi ujian, dia tidak mampu menjawab soal-soal ujian dengan baik.

Nah, teks khotbah ini menggambarkan peristiwa umat TUHAN melalui Musa memperbaharui perjanjian-Nya dengan umat Israel (lih. Pas. 29). Di Pasal 30 ini, TUHAN memberikan pilihan antara kehidupan atau kematian. Kedua pilihan tersebut ada di tangan mereka. Namun, TUHAN mengingatkan mereka agar mereka memilih kehidupan, yakni dengan mengasihi TUHAN (ay. 6b). Kenapa kita harus memilih kehidupan dan bagaimana sikap mengasihi TUHAN terliebih di tengah hidup kita di masa kini?

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Tuhan kita adalah Tuhan yang menginginkan kehidupan bagi kita

Alkitab memperlihatkan kepada kita bahwa TUHAN bukanlah Allah yang otoriter. Dia lewat Musa justru menawarkan kehidupan kepada umat pilihan-Nya. Kehidupan itu ditawarkan Kembali lewat pembaharuan perjanjian antara TUHAN dengan umat-Nya. Selain itu, peristiwa ini juga memperlihatkan kepada kita bahwa TUHAN senantiasa memperbaharui perjanjian-Nya dengan umat-Nya (lih. Ul. 29; Yos. 24; Yeh. 16). Kata memperbaharui, menurut saya, lebih tepat dipahami dengan “menekankan/mengingatkan Kembali” tentang perjanjian Allah dengan leluhur Israel, Abraham, Isak, dan Yakub. Sebab poin utama dari perjanjian itu adalah TUHAN adalah Allah bagi mereka dan TUHAN akan memberkati umat Israel (lih. Kej. 17). Kenapa perlu ditekankan dan diingatkan Kembali? Sebab mereka dari generasi yang berbeda dengan leluhur mereka. Oleh karena itu, perlu untuk diingatkan kembali bahkan diberikan pilihan untuk mengikuti perjanjian itu atau tidak. TUHAN setia kepada perjanjian-Nya kepada Abraham, Isak, dan Yakub. Oleh karena itu, Dia menginginkan agar umat Israel memilih kehidupan lewat perjanjian dengan-Nya.

Di sini, kita melihat bahwa TUHAN adalah Allah yang menginginkan kehidupan sebab Dia setia dengan perjanjian-Nya. Walaupun demikian, satu hal yang penting untuk kita ingat adalah bahwa TUHAN pada hakikatnya adalah hidup. TUHAN adalah pencipta semesta alam dan memberi kehidupan bagi ciptaan-Nya (Kej. 1). Dia juga yang memelihara ciptaan-Nya (Maz. 104).

Bahkan kesetiaan-Nya kepada seluruh dunia ini tampak lewat Yesus Kristus yang diutus-Nya untuk menebus kita dari dosa dan maut. Di dalam Kristus tampak nyata bahwa TUHAN itu menginginkan kehidupan kita. Dia mengorbankan Anak-Nya agar kita memperoleh kehidupan. TUHAN di dalam Yesus Kristus adalah bukti kehidupan yang diinginkan bagi kita.

2. Pilihlah Kehidupan

Sungguh luar biasa dan besar-Nya kasih setia TUHAN kepada kita. Oleh karena itu, cinta kasih itu haruslah direspons dengan mengasihi Allah. Mengasihi Allah berarti kita memilih kehidupan sebab hanya di dalam Allah ada kehidupan (ay. 16). Yesus Kristus yang adalah Firman TUHAN yang menjadi manusia telah menyatakan kehidupan itu bagi kita lewat kebangkitan-Nya. Karena itu merespon kehidupan yang telah diberikan kepada kita di dalam Yesus Kristus berarti kita diminta untuk berjalan di jalan-Nya, berpegang pada perintah, ketetapan, dan peraturan-Nya (ay. 16). Pertanyaan-Nya bagi kita adalah bagaimana hidup yang berjalan di jalan TUHAN? Sederhananya hidup yang berjalan di jalan TUHAN adalah hidup yang menghidupi firman TUHAN dengan merenungkannya siang dan malam (Maz. 1:2a). Dengan merenungkannya siang dan malam berarti kita terus menerus berelasi dengan Allah dan mengenal kehendak-Nya. Di sanalah makna hidup yang sesungguhnya, yakni ketika kita berelasi dengan TUHAN. “Merenungkan firman TUHAN siang dan malam” bukan berarti kita harus membaca Alkitab 24/7. Perkataan tersebut ingin menekankan bahwa hidup kita: pikiran dan perangai kita fokus dan mencerminkan firman Allah. Sebagai pengikut Kristus, kita adalah saksi Kristus, yang diminta untuk memberitakan kabar keselamatan dan damai sejahtera lewat membagikan kasih terhadap sekitar kita. Itulah firman yang kita renungkan dan kita hidupi di dalam hidup kita.

3. Tuhan memberkati engkau kemana pun engkau pergi

Kabar sukacita bagi kita di minggu ini adalah "TUHAN memberkati kita." Kata Ibrani bārak tidaklah memulu soal materi. Walaupun, di dalam teks-teks Perjanjian Lama seringkali bārak berkaitan erat dengan materi seperti diberikan tanah dan keturunan. Akan tetapi Yesus Kristus berkata "berbahagia orang yang miskin karena merekalah yang empunya kerajaan sorga" (Luk. 6:20). Kata Yunani Makarios dapat diterjemahkan, "memberkati" atau "diberkati" di dalam ayat ini. Perkataan berkat di dalam Bilangan 6:24-26, memperlihatkan, kata kerja memberkati, diikuti dengan kata kerja “melindungi”, “menyinari”, “memberi”, dan “menghadapkan.” TUHAN memberi perlindungan ketika kita melangkah, menyinari Langkah kita, dan memberi damai sejahtera, dan menghadapkan “wajah-Nya” berarti TUHAN menyertai, mengawasi dan menjagai kita. Selanjutnya, di ay. 16b dari teks khotbah ini berkata, “… diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.” Kata Ibrani bo’ berarti masuk atau pergi. Di sini, TUHAN menekankan bahwa Dia menyertai kita kemana pun kita melangkah dan membuat kita berhasil di tanah kemana kita pergi. Kuncinya adalah kita mengasihi TUHAN dengan berjalan di jalan-Nya.

Inilah janji TUHAN bagi kita, kita diberitakan bahwa Dia akan memberkati kita, berarti penyertaan-Nya bersama kita. Kemana pun kita pergi, Dia akan menemani kita melangkah. Inilah janji-Nya bagi kita semua, yakni janji akan kehidupan. Pilihlah hidup sebab TUHAN menginginkan engkau hidup!

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)