Masih terkenang jelas masa ketika kecil dulu ibu saya memperbaiki panci kesayangannya. Panci tersebut masih tampak bagus walaupun sudah berlubang karena terlalu sering dipakai. Masa itu membeli panci yang baru tidak semudah dan segampang sekarang. Masa kini kita tinggal beli secara online dan barangnya bisa sampai di depan rumah. Waktu itu membeli baru juga bukanlah opsi yang umum sebab harganya yang cukup mahal. Oleh karena itu, opsi terbaik adalah memperbaikinya dengan memanggil tukang patri panci dan peralatan dapur yang sering lewat di depan rumah. Si tukang patri panci itu menambal bagian yang berlubang dengan meratakan dan membersikan permukaannya. Lalu kemudian si tukang patri panci itu menambalnya dengan alat khusus. Panci tadi pun selesai diperbaiki dan siap digunakan kembali.
Teks khotbah minggu ini mengingatkan saya dengan kenangan di atas. Nabi Yeremia di dalam percakapannya dengan TUHAN berbicara tentang tukang periuk (Yer. 18:1-11). TUHAN menggunakan tukang periuk sebagai analogi bagaimana TUHAN akan ‘menghajar’ umat Israel agar bertobat ke jalan TUHAN (ay. 11). Tukang periuk yang memperbaiki dan menempa periuk yang rusak merupakan gambaran bagaimana TUHAN akan ‘menghajar’ umat Israel ketika mereka tidak berjalan di jalan TUHAN. Demikianlah gambaran bagaimana umat Israel berada di tangan TUHAN (ay. 6).
Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?
1. Allah kita adalah TUHAN yang menempa umat-Nya untuk memperoleh damai sejahtera.
TUHAN bersabda kepada nabi Yeremia dan memerintahkannya untuk pergi ke rumah tukang periuk (ay. 1). Di sana, TUHAN memberitakan kepada Yeremia siapa Dia bagi umat-Nya. Dengan sengaja TUHAN memerintahkan Yeremia ke tukang periuk untuk memperlihatkan gambaran pekerjaan dan karya TUHAN atas umat-Nya. Pada ay. 6a, TUHAN berseru “"Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN.” Di dalam terjemahan Ibraninya, kalimat ini menggunakan prefix ha, yang bisa diterjemahkan sebagai kata tunjuk “itu.” Selain itu juga ha dapat digunakan sebagai bentuk pertanyaan ‘apakah’. Beberapa terjemahan seperti NRSV dan JPS menerjemahkannya “can I not deal with you like a potter?” berarti “Tidak dapatkah aku bertindak kepadamu seperti tukang periuk?” Ini terjemahan yang lebih tepat sebab TUHAN menggunakan pertanyaan retorik kepada Yeremia. TUHAN sendiri kemudian menjawabnya di ay. 6b “Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” TUHAN menggambarkan diri-Nya seperti tukang periuk, yang menempah tanah untuk dijadikan periuk. Sekedar catatan periuk yang digunakan di masa Israel kuno terbuat dari tanah. Hal ini tentu berbeda dengan periuk yang ada pada masa kini dimana terbuat dari besi atau allumunium.
Apa yang hendak disampaikan dari gambaran ini? TUHAN mendeklarasikan bahwa Dia yang membentuk dan menempah periuk yang rusak. Bayangkan periuk yang terbuat dari tanah, maka periuk itu akan dihancurkan dan dibentuk kembali untuk dijadikan periuk yang siap pakai. Gambaran periuk rusak (ay. 4) menggambarkan kedegilan dan kejahatan umat Israel di hadapan TUHAN. Di ay. 7-8, TUHAN mejelaskan gambaran tersebut dengan lebih detail bahwa TUHAN akan merobohkan, mencabut, dan membinasakan suatu kerajaan yang jahat. Akan tetapi, jika kerajaan itu betobat, maka TUHAN akan menghentikan niat tersebut.
Dari gambaran di atas, TUHAN mengingatkan kita bahwa Dia akan menempa dan menggembleng kita menjadi baru. Cara TUHAN menempa dan menggembleng kita tidak dapat ditetapkan hanya dengan satu cara. TUHAN mampu menempa kita dan menggembleng kita lewat beragam cara. Lewat khotbah ini pun kita sedang ditempa dan digempbleng untuk diperbaharui dari kesalahan dan kekurangan kita. Selain itu, kita juga perlu untuk melihat berbagai tantangan yang kita hadapi adalah bagian dari proses permurnian kita di dalam mengikut TUHAN di dalam Yesus Kristus. Satu yang pasti untuk kita ingat adalah bahwa rancangan damai sejahtera adalah bagian dari mereka yang mencari TUHAN (lih. Yer. 29:11-12)
2. Perbaikilah tingkah langkah dan perbuatanmu.
Selanjutnya, teks khotbah minggu ini mengingatkan kita agar kita memperbaiki tingkah langkah dan perbuatan kita (ay. 11). Firman TUHAN begitu keras berkata “Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!” Malapetaka di dalam konteks perikop ini haruslah dipahami sebagai bagian dari penghukuman TUHAN bagi mereka yang melanggar perjanjian, titah, dan Firman TUHAN. Dengan demikian penghukuman adalah konsekuensi dari tindakan yang melanggar perjanjian dengan TUHAN.
Firman TUHAN berseru kepada kita agar ”Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!” Kata perbaiki di sini menggunakan kata yatav berarti membuat baik. Kata kerja yatav di sini dari kata tov berarti baik. Artinya hakikat manusia yang diciptakan TUHAN itu adalah baik, tetapi dosa merusaknya. Oleh karena itu, kita diminta untuk memperbaiki tingkah langkah dan perbuatan kita. Orang yang percaya kepada Yesus Kristus adalah mereka yang setiap saat memperbaiki diri dan berjuang untuk meneladani Kristus untuk hidup di dalam kekudusan. Dengan beriman di dalam Yesus, maka pembaharuan kemanusiaan kita haruslah tampak di dalam tingkah dan perbuatan kita.
3. Kita berada di tangan TUHAN.
Kabar sukacita yang diberitakan kepada kita minggu ini adalah kita ini berada di tangan TUHAN. Apa makna “tangan” di sini? Tangan merupakan bagian tubuh kita yang memiliki banyak fungsi untuk menunjang kehidupan kita. Kita bisa menyebutkan beberapa di antaranya: menolong, menggenggam, memukul, memeras, dsb. Perlu kita catat bahwa TUHAN digambarkan secara antrhopormophis di sini. Artinya TUHAN digambarkan seperti manusia, yang memiliki tangan. Akan tetapi pesan yang ingin disampaikan adalah fungsi tangan tadi. Di dalam perikop ini, tangan TUHAN digambarkan seperti tangan tukang periuk yang membentuk dan menggembleng tanah untuk dijadikan periuk.
Dari sini kita juga mengingat kisah penciptaan di dalam Kitab Kerjadian. Di Kej. 2:7, TUHAN membentuk manusia dari tanah. Kata "membentuk" di dalam bahasa Ibrani menggunakan kata yatzar dimana ini memiliki akar yang sama dengan kata yotzer berarti tukang priuk di Yer. 18:1-11. Kata yotzer pada dasarnya berarti tukang tembikar, atau pekerjaan yang membentuk tanah menjadi peralatan tertentu dan memiliki nilai seni tertentu. Dengan demikian kata yotzer tidak terbatas hanya tukang periuk.
Intinya, berada di tangan TUHAN adalah kabar suka cita bagi kita. Sukacita karena kita akan dibentuk dan digembleng sedemikian rupa untuk menjadi ciptaan yang memuliakan TUHAN. Selain itu, tangan TUHAN yang akan membentuk dan membawa kita kepada damai sejahtera. Mari kita serahkan hidup kita ke tangan TUHAN sebab hanya TUHAN yang mampu membentuk kita. Siapapun kita. Kita yang sedang berada di situasi sulit, remuk, hancur, susah, sedih, dan sakit. Dia akan memperbaharui kita. Itu telah diperlihatkan-Nya melalui Yesus Kristus TUHAN kita. Di dalam Yesus, kita diperbaharui menjadi ciptaan baru. Oleh karena itu, marilah kita berserah ke dalam tangan-Nya.
Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!
TS
No comments:
Post a Comment