Seringkali ada yang bertanya, jika Yesus dilahirkan ke tengah dunia ini, lantas bagaimana bisa Dia terlibat di dalam penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Pertanyaan ini seringkali membuat jemaat bingung dan bahkan terjebak di dalam pemahaman yang salah. Perihal ini tidak hanya terjadi di masa kini. Kebingungan dan kesalahpahaman juga telah dialami oleh jemaat mula-mula. Untuk itulah Rasul Paulus menuliskan surat ini kepada jemaat di Kolose (lih.Kol. 2:4, 8, 16-23).
Perikop khotbah minggu ini seringkali disebut sebagai Christology Hymn (Hymne Kristologis). Sebutan ini disebabkan oleh narasinya yang mengagungkan Kristus sebagai yang utama. Kristologi, sederhananya, adalah pemahaman tentang Kristus, dimana Yesus adalah Tuhan. Perikop khotbah ini memperlihatkan bagaimana Yesus Kristus turut di dalam penciptaan seluruh ciptaan. Walaupun demikian ada beberapa frasa dan kalimat yang menimbulkan beberapa pertanyaan, yang baik untuk dipahami, seperti makna frasa “yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan” (ay. 15b), “Ialah yang sulung” (ay. 18b). “yang kelihatan dan yang tidak kelihatan” (16c). Mari kita ikuti sebagai berikut.
Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?
1. Yesus Kristus adalah Tuhan yang melalui-Nya segala sesuatu diciptakan (ay. 15).
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat Kolose bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang oleh-Nya segala sesuatu dijadikan. Injil Yohanes bahkan menerangkan hal ini lebih detail “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (1:1-3). Lalu, Kitab Kejadian juga mencatat kesaksian tersebut pada 1:1-3 tertulis “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.” Kata berfirman dari kata kerja amar (Bhs. Ibrani). Ketika Tuhan Allah berfirman, ada perkataan/firman di dalam bhs. Ibraninya dabar sepadan dengan kata Yunani logos. Dari penjelasan inilah tampak bahwa Yesus Kristus adalah Firman Allah yang oleh-Nya seluruh ciptaan diciptakan. Penjelasan ini juga memperlihatkan kesatuan hakikat antara Tuhan Allah dan Sang Firman, yaitu Yesus Kristus. Selain itu, Rasul Paulus juga memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah Gambar Allah. Allah yang tidak terlihat menjadi terlihat melalui Yesus Kristus, Firman yang telah menjadi manusia (Yoh. 1:14). Allah yang tak terbatas itu sangatlah mudah untuk menjadi manusia. Itu tampak lewat Firman-Nya yang menjadi manusia.
Selanjutnya, Rasul Paulus menggunakan frasa “anak sulung” sebanyak dua kali (ay. 15 dan 18). Apa makna “anak sulung” di sini? Frasa ini harus dipahami dalam konteks ay. 17, yakni “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.” Kata Yunani yang digunakan adalah prototokos yang juga dapat diterjemahkan sebagai “yang pertama atau awal”. Dengan kata lain, Rasul Paulus ingin menunjukkan keberadaan Kristus, yakni sebelum segala sesuatu diciptakan, Dia (Kristus yang adalah Firman) telah ada. Frasa “anak sulung” seringkali digunakan di dalam Kitab Perjanjian Lama (PL) (digunakan sebanyak 130 kali). Frasa ini di dalam PL seringkali merujuk kepada Israel, sebagai anak sulung.” Konsep pertama atau awal ini yang ingin ditekankan lewat frasa ini. Namun, satu yang penting untuk kita ingat bahwa Yesus Kristus yang adalah Firman itu bukanlah ciptaan. Sebaliknya, Di dalam Dia-lah segala sesuatu diciptakan.
Menarik, Rasul Paulus menekankan ciptaan itu ke dalam dua bagian: “yang kelihatan” dan “yang tidak kelihatan” (ay. 16). Mudah bagi kita untuk memahami yang kelihatan. Kita bisa lihat seluruh alam semesta yang begitu indah dan luar biasa. Akan tetapi, kita akan bertanya, apa itu ciptaan yang tidak kelihatan. Beberapa sarjana Alkitab memahaminya sebagai bagian dari konteks Yunani-Romawi Kuno yang memahami manusia ke dalam tiga bagian: roh, jiwa, dan tubuh (lih. 1 Tes. 5:23). Roh dan jiwa tidak tampak oleh mata kita. Dari sini pula kita sering membedakan antara yang jasmani dan rohani (spiritual). Walaupun demikian, ada juga yang memahami bahwa ciptaan yang tidak terlihat itu merujuk kepada “malaikat.” Alkitab sendiri mencatat beberapa kali terkait tentang malaikat (lih. Kej. 16:7,9; Kel. 3:2; Bil. 22:22-35; 2 Pet. 2:11; Kol. 2:18; Wahyu 22:8-9, dll.). Di dalam Alkitab, Kata yang digunakan untuk malaikat adalah mal’ak (bhs. Ibrani) atau angelos (bhs Yunani). Secara literal makna kata ini adalah pembawa pesan (messenger). Selain itu, malaikat juga dipahami sebagai mahkluk spiritual (spiritual being) yang tunduk kepada Tuhan. Nah, kedua pemahaman terkait “ciptaan yang tidak kelihatan” ini ingin menekankan bahwa apapun ciptaan yang tidak kelihatan itu, semuanya diciptakan melalui Dia.
Dengan demikian, jika segala sesuatu, termasuk kita manusia, diciptakan di dalam Dia, maka sepantutnyalah kita memuliakan Dia di dalam hidup kita. Kristus yang di dalam-Nya kita diciptakan tidak meninggalkan kita. Sebaliknya Dia memelihara kehidupan kita ciptaan-Nya.
2. Jemaat, yang adalah Tubuh Kristus mengikuti Sang Kepala Gereja (ay. 18a).
Teks khotbah ini kemudian menjelaskan kepada kita siapa kita yang beriman di dalam Yesus Kristus. Kita, yang adalah jemaat-Nya, adalah tubuh Kristus. Dia (Yesus Kristus) adalah kepala gereja. Di dalam bhs Yunani, soma berarti tubuh. Kata ini juga dapat diartikan hamba. Tubuh adalah hamba dari kepala sebab tubuh akan melakukan apa yang dikehendaki oleh kepala (pusat). Selanjutnya kata kepala mengunakan kata Yunani Kephale. Kepala merujuk kepada kepemimpinan dimana Kristuslah pemimpin gereja (ekklesia). Tubuh mengikuti kepala. Bagian kepala dari tubuh kita sangat menentukan arah, langkah, dan tindakan anggota tubuh lainnya. Dengan demikian, kita bisa memahami bahwa anggota menjalankan perintah pemimpinnya seperti (anggota) tubuh mengikuti arahan atau fokus dari kepala. Penting untuk kita ingat bahwa mengikut Yesus sebagai kepala gereja berarti meneladani Dia (lih. 1 Pet. 2:21). Yesus Kristus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24). Ada janji yang diberitakan kepada kita, yakni kehidupan. Rasul Paulus berkata bahwa Ia (Yesus Kristus) yang pertama bangkit dari antara orang mati (ay. 18). Di sini, ditekankan akan kebangkitan Kristus dari kematian. Oleh-Nya kelak kita juga akan bangkit dari kematian. Teladanilah Kristus, pikullah salib!
3. Kristus memperdamaikan kita dengan-Nya (ay. 20).
Berita sukacita bagi kita di minggu ini adalah berita pendamaian antara Allah dengan manusia melalui Yesus Kristus. Di dalam Kristus, kita telah didamaikan. Kepenuhan Allah ada pada Kristus (ay. 19). Kata “kepenuhan” di dalam bhs Yun. Pleroma merujuk kepada pemenuhan rencana Allah, yakni menyelamatkan umat manusia dari dosa (Yoh. 3:16-17). Dengan pendamaian-Nya, kita memperoleh hidup di dalam cinta kasih Allah. Karena dosa, kita kehilangan kemuliaan Allah (Rom. 3:23). Oleh dosa pula hubungan kita dengan Allah terputus. Terputus karena kita kehilangan kemuliaan-Nya. Kristus menjadi pendamai dengan pengorbanan-Nya di kayu salib bagi kita. Dengan demikian, kita patut bersyukur dan bersukacita sebab Kristus telah mendamaikan kita. Oleh-Nya relasi kita dengan Allah Kembali di dalam cinta kasih-Nya. Ingatlah bahwa damai itu terjadi lewat cinta kasih dan pengorbanan-Nya. Bersukacitalah sebab Kristus telah mendamaikan kita. Dia telah membawa damai bagi kita.
Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!
TS
No comments:
Post a Comment