Saya memiliki teman yang di usianya yang awal 20-an memilih meninggalkan kepercayaan lamanya dan memilih untuk mengikut Yesus Kristus. Akan tetapi, perpindahan kepercayaan tersebut justru membawa banyak tantangan di dalam hidupnya. Dia bercerita bahwa dia diancam hendak disiksa oleh keluarganya. Lalu, keluarga besarnya juga tidak menganggap dan tidak mau lagi berkomunikasi dengannya. Hal yang sangat memprihatinkan lagi adalah seluruh ijazah sekolahnya disembunyikan dan tidak dapat diambil olehnya. Bahkan pihak sekolah yang seharusnya netral pun menghalanginya untuk menimal mendapat salinan fotocopy dan legalisir dari pertinggal ijazahnya di sekolah SMP dan SMA. Oleh karena itu, dia kesulitan untuk mencari pekerjaan dan hendak melanjut ke jenjang perkuliahan. Inilah salib yang harus dipikul oleh teman saya tadi.
Teks khotbah minggu ini juga berkaitan erat dengan apa yang dialami oleh teman saya tersebut. Rasul Paulus, si penulis surat ini, mengingatkan Timotius bahwa mengikut Yesus membawa konsekuensi yang berat, yakni penganiayaan. Paulus sendiri telah mengalaminya (ay. 11). Dia bahkan menegaskan bahwa “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” (ay. 12). Walaupun demikian, ada nasehat bagi kita yang mengalami penganiayaan oleh karena Kristus. Inilah yang hendak kita renungkan di dalam teks khotbah ini.
Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?
1. Allah kita adalah Allah yang mengilhamkan kebenaran.
Rasul Paulus mengigatkan Timotius bahwa penganiayaan adalah konsekuensi dari mengikut Kristus. Akan tetapi, penderitaan itu tidak berakhir hanya di situ, melainkan Tuhan yang akan melepaskannya (ay. 11). Paulus kemudian memberitakan berita penguatan bahwa mereka yang percaya haruslah tetap berpegang pada kebenaran yang mereka terima dan yakini (ay. 14a). Kebenaran itu sendiri telah diilhamkan oleh Allah lewat berbagai tulisan (ay. 16). Setelah Yesus Kristus naik ke sorga, Roh Kudus dicurahkan bagi orang-orang percaya (Bnd. Kis. 2:33)). Oleh Roh Kudus, berbagai tulisan dan pengajaran terkait tentang Kristus diilhamkan bagi kita. Seluruh pengejaran KRistus adalah kebenaran. Yesus Kristus bersabda, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6). Oleh karena itu, mereka yang percaya kepada Kristus adalah mereka yang hidup di dalam kebenaran Allah. Kebenaran itu diilhamkan kepada kita lewat berbagai tulisan yang dapat kita baca saat ini. Dari sini, kita bisa melihat bahwa Allah kita adalah Allah yang mengilhamkan kebenaran bagi kita orang-orang percaya. Kebenaran itu berasal dari Allah bukan dari kita sebab kita di dalam kedagingan kita cenderung melakukan dosa (Bnd. Gal. 5:19-21). Kebenaran itu yang memberikan kita pendamaian dengan Allah (Bnd. 2 Kor. 18-19). Kata “kebenaran” di. 16 menggunakan kata Yun. Dikaiosune. Kebenaran adalah kondisi yang dapat diterima oleh Allah. Oleh karena itu, hidup di dalam kebenaran adalah panggilan hidup dari orang-orang percaya.
2. Tetaplah berpegang pada kebenaran.
Tugas panggilan yang diberitakan lewat teks khotbah ini adalah agar kita tetap berpegang teguh pada kebenaran. Kita telah mendengarkan bahwa Allah kita adalah Allah yang mengilhamkan kebenaran bagi kita lewat Roh kudus melalui berbagai tulisan dan pengajaran terkait Kristus. Sebab dengan berpegang pada kebenaranlah kita dikuatkan dan dimampukan untuk menjalani penganiayaan (lih. ay. 13-14). Oleh karena itu, penganiayaan seharusnya membuat kita semakin kokoh di dalam berpegang pada kebenaran. Secara analogi, semakin kuatnya goncangan hidup, maka semakin erat pulalah kita diminta untuk berpegang pada kebenaran Firman Tuhan.
Selanjutnya, Rasul Paulus mengingatkan agar kita mengingat bahwa sejak kecil telah dikenalkan kitab suci. Di sini Paulus mengigatkan mereka yang menjadi pengikut Kristus semenjak mereka kecil. Akan tetapi penekanannya adalah agar tetap hidup berdasarkan Kitab Suci. Dari sini kita melihat bagaimana Kristen mula-mula mendidik dan mengjarkan Firman Tuhan semenjak mereka kecil. Selanjutnya Paulus menuliskan terkait Kitab Suci. Frasa yang digunakan adalah ta hiera grammata yang secara literal berarti tulisan-tulisan suci. Kitab Suci dengan demikian adalah pedoman kita di dalam menggumuli setiap tantangan hidup kita. Lewat Kitab Suci kita mengenal kehendak Allah atas apa yang harus kita ambil dan lakukan di dalam hidup. Pertanyaanya bagi kita seberapa seringkah kita membaca Kitab Suci, Alkitab? Jika Alkitab menjadi media bagi kita untuk mengenal Allah dan yang menuntun kita untuk mengenal kehendak Allah, maka patutlah kita untuk membaca, meerenungkan, dan menghidupinya.
3. Allah memperlengkapi kita.
Kabar suka cita minggu ini adalah bahwa Allah memperlengkapi kita. Kata memperlengakapi di dalam bhs. Yunani, exartizo, berarti mencapai, mengakhiri, memperlengkapi. Secara theologis kata ini bisa dipahami bahwa Allah telah memenuhi kita dengan Roh-Nya. Dengan memenuhi kita berarti Allah telah memperlengkapi kita dengan Roh Kudus agar kita kuat dalam menghadapi penganiayaan dan melakukan perbuatan baik di dalam setiap perbuatan kita. Di ay. 17, Paulus memperlihatkan bahwa Allah yang memperlengkapi agar kita mampu melakukan kebaikan di tengah penganiayaan yang kita terima sebagai pengikut Kristus. Artinya, perbuatan baik itu bukan agar kita terlihat baik atau ingin mendapatkan kebaikan, melainkan adalah respons aktif dari pengikut Kristus sebagai bagian dari karya Allah atas hidup kita. Lewat perbuatan baik kita, Tuhan Allah berkarya agar orang yang di sekitar kita merasakan kehadiran Allah juga. Kita adalah sarana Allah untuk melakukan kebaikan bagi sesama kita.
Tabahlah di dalam menghadapi penganiayaan dan tantangan karena Kristus. Ingatlah agar tetap berpegang pada Firman-Nya sebab Allah kita senantiasa mengilhamkan kebenaran-Nya bagi kita yang senantiasa menggumuli Firman-Nya. Ingatlah juga untuk tetap berbuat baik sebab Roh Allah telah memenuhi kita untuk melakukan-Nya.
Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!
TS


No comments:
Post a Comment