Berjalan Dalam Terang TUHAN (Yesaya 2:1-5) - Togu Sihite

Hebrew Bible/Old Testament - Books - Poetry - Music - Batak

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, November 28, 2025

Berjalan Dalam Terang TUHAN (Yesaya 2:1-5)

 

Sadar atau tidak, kondisi dunia di masa kini begitu menarik perhatian kita. Kita bisa lihat bagaimana setiap hari berita terkait kondisi politik dan ekonomi dunia silih berganti di layar televisi. Kondisi yang tidak baik-baik saja ini memberitakan perang di mana-mana, harga sembako dan kebutuhan lainnya mencekik keuangan, serta kejahatan terjadi di mana-mana. Fakta yang tak terelakkan adalah kondisi yang demikian membuat kita cemas dan khawatir akan hari esok. Dimanakah peran iman di dalam menghadapi pergumulan ini?

 

Di dalam teks khotbah minggu ini, nabi Yesaya lewat nubuatannya memberitakan berita pengharapan kepada umat Israel. Dia secara khusus berbicara tentang Sion, yang akan menjadi pusat kerajaan damai. Sion merupakan gunung yang erat dikaitakan dengan Raja Daud (Bnd. 2 Sam. 5:7). Sion juga merupakan simbol dari Kota Jerusalem. Kota ini di dalam tradisi Yudaisme adalah tempat di mana TUHAN berdiam. Dengan demikian, Jerusalem memiliki peran sentral bagi umat Israel. Melihat ketidaksetiaan Israel (lih. Yes. 1:21-31), TUHAN pun mengutus nabi Yesaya untuk bernubuat. Inilah yang menyebabkan mereka dihukum oleh TUHAN. Akan tetapi, di dalam nubuatannya, nabi Yesaya juga memberitakan berita pengharapan kepada Israel. Di dalam nubuatan tersebut, kedamaian akan diberikan kepada seluruh bangsa. Sion menjadi pusat dari kedamaian itu. Nah, apakah pesan yang bisa kita renungkan di tengah konteks kita di masa kini? Mari kita renungkan sebagai berikut.

 

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamasikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

 

1. TUHAN adalah sumber kedamaian.

 

Sion merupakan tempat yang diyakini oleh umat Israel sebagai rumah TUHAN. Pada umumnya, di dalam tradisi Timur Dekat Kuno, setiap bangsa memiliki tuhannya masing-masing dan setiap tuhan itu memiliki kota untuk tempat berdiam. Dengan pemahaman ini, mereka menganggap bahwa tuhan itu hadir di sana. kehadiran sang ilahi ini memberikan dampak yang besar bagi umatnya.

 

Kembali kepada umat Israel, Sion sebagai kediaman TUHAN dipercaya sebagai pusat dari kedamaian dunia. Hal ini setidaknya disampaikan oleh nabi Yesaya di dalam teks khotbah ini.

 

Kata "damai" tidak disebutkan secara spesifik di dalam teks khotbah ini. Akan tetapi makna tersebut digambarkan lewat ay. 4: "Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang." Di sini TUHAN menjadi Hakim dan akan meniadakan atau menghentikan Perang. Inilah yang akan terjadi di hari-hari yang akan datang. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan be'akhrit hayamim dengan hari-hari yang terakhir. Secara Literal frasa ini juga berarti hari-hari yang akan datang. Tafsiran dan terjemahan LAI tersebut tepat terlebih jika kita membacanya dengan ay. 4 di mana TUHAN akan menjadi Hakim. Pada dasarnya, TUHAN akan menhentikan perang di dunia ini.

 

Dengan demikian, kehadiran TUHAN di Sion memperlihatkan bahwa TUHAN adalah sumber Perdamaian dan kedamaian. Ketika TUHAN hadir di Sion dan berdiam di sana. Jika TUHAN adalah sumber perdamaian dan kedamaian yang sejati, maka sudah sepatutnya kita datang kepada-Nya. Apapun pergumulan dan beban hidup kita, TUHAN yang hadir itu adalah sumber dan pusat dari kedamaian yang sejati. Selain itu, kita juga haruslah sadar bahwa TUHAN kita menjadi sumber kedamaian, maka kita juga sepatutnya menjadi agen perdamaian bagi sekitar.

 

2. Ajakan untuk berjalan di dalam terang.

 

Selanjutnya, teks khotbah ini mengajak para pembaca untuk menghayati tugas panggilan sebagai orang percaya, yakni berjalan di dalam terang. Nabi Yesaya berseru “marilah kita berjalan di dalam terang TUHAN (ay. 5). Frasa wenelekah we’or adonay menekankan terang yang berasal dari TUHAN. Kata wenelekah berasal dari kata dasar halak berarti berjalan. Ketika terang menerangi langkah maka kaki takkan terantuk dan berhasil ke tempat tujuan.

 

Jika dunia ini semakin semeraut dan kacau, maka terang itu diperlukan agar jalan kita tidak tersesat. Terang telah disampaikan kepada kita lewat Anak Allah, yakni Yesus Kristus. Oleh-Nya kita ditebus dan diberikan hidup. Di dalam Dia, ada jalan dan kebenaran yang sejati sehingga kita mampu menghadapi dunia yang penuh dengan kejahatan dan kegelapan ini. Oleh karena itu, mari berjalan di dalam terang TUHAN. Apa dan bagaimana terang itu kita peroleh? Dari Pengajaran dan Firman TUHAN.

 

3. Pengajaran dan Firman TUHAN di Sion bagi seluruh bangsa.

 

Berita sukacita bagi kita adalah Pengajaran dan Firman TUHAN itu diberitakan bagi seluruh bangsa di dunia ini. Sion menjadi tempat di mana Pengajaran dan Firman TUHAN itu diberikan. Akan tetapi, Pengajaran dan Firman itu juga dibagikan kepada seluruh bangsa-bangsa. Seperti yang tertulis di ay. 3 bahwa "banyak suku bangsa l akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya , dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Selain itu, nabi Yesaya juga bernubuat bahwa TUHAN akan menjadi Hakim bagi bangsa-bangsa (ay. 4). Setiap bangsa-bangsa akan dihakimi seturut dengan Pengajaran dan Firman-Nya. Yang menentang dan melawan Firman damai sejahtera dari-Nya akan memperoleh ganjaran dari-Nya.

 

Bagi kita, orang yang percaya, berita sukacita bagi kita minggu ini menguatkan kita agar kita berjalan di dalam terang TUHAN dengan menghidupi Pengajaran dan Firman TUHAN siang dan malam. Pengajaran dan Firman-Nya membawa kepada damai sejahtera. Kondisi dunia saat ini kacau dan menghimpit kita, tetapi kita tidak boleh hanya berpasrah diri, kita diminta untuk tetap berjalan di dalam terang TUHAN dengan pengharapan, suka cita, dan damai sejahtera. Dengannya maka kita mampu hidup di tengah dunia yang sedang bergumul ini.

 

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

 

TS

No comments:

Post a Comment