Penghakiman Terakhir (Wahyu 20:11-15) - Togu Sihite

Hebrew Bible/Old Testament - Books - Poetry - Music - Batak

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, November 20, 2025

Penghakiman Terakhir (Wahyu 20:11-15)

 

 

Pertanyaan terkait kemana kita setelah kematian merupakan pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh orang-orang percaya. Uniknya, tidak semua orang percaya kepada Kristus paham bahwa mereka telah diwariskan tempat di kerajaan Allah. Tidak sedikit yang masih ragu akan hal tersebut. Kenapa ragu? Sebab mereka merasa mereka begitu berdosa. Ketakutan yang sangat wajar sebab orang yang percaya juga akan dihakimi setelah kematian.

 

Teks khotbah ini merupakan pengelihatan Yohanes berdasarkan wahyu yang diperolehnya dari Yesus Kristus (Bnd. 1:1; 21:8). Pengelihatan ini berusaha memperlihatkan tentang bagaimana itu masa depan. Para sarjana Alkitab menyebut genre dari kitab ini sebagai kitab Apokaliptik. Apokaliptik secara sederhana merupakan pengelihatan tentang akhir dari dunia ini dengan memperlihatkan gambaran kehancuran dunia seperti becana yang luar biasa di tengah dunia. Perihal ini bisa kita lihat di dalam kitab Wahyu. Selain itu, kitab ini juga dipenuhi oleh simbol-simbol lewat berbagai macam gambaran-gambaran tertentu. Untuk itu, bijaknya jika kita membaca dan merenungkan kitab Wahyu ini tidak secara literal melainkan secara figuratif, yakni apa dibalik dari simbol-simbol dan gambaran tersebut.

 

Secara umum, jemaat Kristen perdana di abad pertama mengalami penderitaan yang hebat oleh kekaisaran Romawi. Raja yang terkenal kejam seperti Nero menindas Kristen perdana. Selain itu, ada juga Gaius, raja yang memandang dirinya sebagai Tuhan. Situasi politik-sosial ini yang memengaruhi wahyu yang diterima oleh Yohanes. Satu yang pasti bahwa kejahtan mereka akan berakhir dan penghakiman itu menanti semua orang setelah kematian. Lantas apa yang penting bagi kita untuk kita renungkan di masa kini?

 

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamasikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

 

1. Tuhan bertakhta atas seluruh semesta.

 

Teks khotbah ini memperlihatkan bagaimana situasi ketika dunia ini berakhir. Ketika itu Tuhan duduk di atas takhta-Nya. Tahkta merujuk kepada kehadiran Tuhan yang akan menjadi hakim bagi semua orang. Langit dan bumi digambarkan lenyap dan tidak ada ditemukan lagi tempat. Tempat bagi siapa? Nampaknya tempat itu adalah tempat untuk orang-orang yang mati, besar, dan kecil (ay. 12). Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan kata Yun. autous dengan "-nya," sedangkan New Revised Standard Version menerjemahkannya “mereka.” Yohanes menggambarkan bahwa mereka berdiri di hadapan Tuhan untuk dihakimi. Dari gambaran tersebut kita melihat bahwa tidak akan ada tempat untuk bersembunyi dari penghakiman terakhir. Langit dan bumi, tempat manusia untuk berlindung akan lenyap. Tuhan yang hadir itu berkuasa atas alam semesta ciptaan-Nya. Pada akhirnya, tidak akan ada yang dapat kita andalkan dan tutupi dihadapan-Nya.

 

2. Jagalah perbuatanmu sebab akan ada penghakiman terakhir.

 

Selanjutnya, teks khotbah ini mengingatkan bahwa setiap orang-orang mati akan dihakimi berdasarkan apa yang telah diperbuatnya semasa hidup mereka (ay. 12b). Pada bagian ini, kekuasaan Tuhan tampak ketika laut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati untuk dihakimi (ay. 13). Lalu, mereka yang tidak tertera di buku kehidupan akan dilemparkan ke dalam lautan api (ay. 15). Inilah kematian yang kedua (ay. 14). Dengan demikian, teks ini mengingatkan kita yang masih hidup di dunia ini untuk menjaga tingkah laku kita. Tentu pertanyaannya adalah bagaimanakah perbuatan mereka yang akan tercatat di buku kehidupan itu. Jawabnya adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus (Yoh. 6:40). Hidup mereka yang percaya kepada Kristus adalah hidup yang melakukan pengajaran Yesus. Dengan demikian, mereka yang percaya kepada Yesus Kristus melakukan perbuatan yang berdasarkan pengajaran Yesus bukan lagi untuk mendapatkan keselamatan, melainkan mempertontonkan dan menunjukkan bahwa mereka adalah warga kerjaan Sorga. Sederhananya, kita bukan lagi berbuat untuk selamat, melainkan karena kita telah diselamatkan.

 

3. Nama Kita tertulis di dalam buku Kehidupan.

 

Kembali ke bagian pendahuluan di atas di mana banyak orang percaya yang takut dan bahkan membayangkan bahwa hukuman adalah bagian dari mereka. Menjawab keraguan tersebut, teks khotbah ini memberikan kita penguatan bahwa kita yang percaya di dalam Yesus Kristus dan hidup di dalam firman-Nya telah dituliskan dan diberikan hak waris untuk kerajaan sorga (Bnd. Rom. 8:17). Ingatlah, bahwa khotbah minggu ini mengingatkan kita tidak hanya agar kita berhati-hati sebab akan ada penghakiman terakhir, melainkan bersukacita karena akan keselamatan dan kebangkitan bagi orang-orang yang telah ditulis Namanya di dalam buku kehidupan.

 

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

 

TS

No comments:

Post a Comment