Bahan PA Minggu II Juli

No
Acara
B. E.
K. J.
1
Nyanyian Pembukaan
13:1+6
3:1+4
2
Nas PA
Psalm 65:2-14
Mazmur 65:2-14
3
Nyanyian Syukur
130:1
416:2
4
Doa Syafaat 1


5
Nyanyian Pengharapan
130:2
416:3
6
Doa Syafaat 2


7
Nyanyian
504:1+3
392:1
8
Nas Persembahan
1 Petrus 4:10
1 Petrus 4:10
9
Doa Penutup


10
Nyanyian Penutup
Amen-amen-amen
Amen-amen-amen
A.     Pembacaan Nas: Mazmur 65:2-14
B.     Ajakan Pokok Nas: Pujilah Tuhan karena Perbuatan-perbuatan-Nya yang Dasyat!
I. Pendahuluan
Siapa yang tidak pernah memuji seseorang! Tentu, kita semua pernah, bukan? Menurut KBBI, Pujian adalah pernyataan atau rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan atau keunggulan sesuatu hal. Ada dua hal yang perlu kita ketahui tentang pujian. Pertama, pujian itu membawa kita kepada cinta dan kasih. Ketika kita memuji seseorang, maka sebenarnya kita mencintai atau menyukai sesuatu hal darinya. Kedua, pujian membawa kita kepada hubungan yang dekat dengan orang yang kita puji. Contoh di dalam kehidupan rumah tangga. Pujilah pasangan kita setiap hari, maka kedekatan itu akan terus terjaga. Namun, satu hal perlu kita camkan bersama bahwa pujian itu harus kita pertanggungjawabkan bukan untuk terlena ditengah pujian itu, sehingga kita berpuas diri.
Teks bacaan kita juga berisi nyanyian pujian bangsa Israel kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur atas berkat-Nya. Umat merasakan dan mengakui kebaikan Tuhan melalui berkat yang diberikan atas mereka. Ada tiga hal yang membuat mereka bersyukur kepada Tuhan. Pertama, mereka bersyukur karena Allah mendengar doa dan mengampuni dosa mereka (Ay. 2-5). Kedua, mereka bersyukur karena perbuatan Allah yang dahsyat kepada mereka (Ay. 6-9; Bnd. Kel. 15: 11; Ul. 10:21). Allah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, menghalau bangsa-bangsa yang menghalangi perjalanan mereka, dan menyatakan mujizat-mujizat kepada mereka ketika mereka berada di padang gurun. Ketiga, mereka bersyukur karena Allah memberkati pertanian dan peternakan mereka (Ay. 10-14). Pada musim kemarau Allah mencurahkan hujan sehingga ladang-ladang mereka subur. Ketiga hal tersebut di atas diberikan Tuhan kepada mereka karena Tuhan mengasihi dan berkenan kepada mereka umat pilihan-Nya.
Kita juga telah menerima banyak berkat Tuhan. Memang berkat yang diterima setiap orang tidak sama. Berkat itu diberikan kepada kita karena Tuhan mengasihi dan berkenan kepada kita. Apapun berkat yang diberikan kepada kita haruslah kita syukuri. Berkat itu juga harus kita pelihara dan kelola dengan baik. Berkat itu juga dapat kita salurkan kepada orang lain. Selain itu, berkat yang kita terima masing-masing harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita merasakan berkat dan kemurahan Tuhan di dalam kehidupan kita? Atau mungkin pertanyaan sederhananya, apakah ada berkat Tuhan di dalam kehidpan kita? Inilah pertanyaan reflektif bagi kita untuk menghayati kemurahan Tuhan atas kehidupan kita. Semoga kesaksian si Pemazmur semakin membantu kita menghayati berkat Tuhan tersebut.
 II. Penjelasan Nas
1. Ay. 2-5: Tuhan-lah Pendengar doa dan Penebus kita!
Bagian pertama ini hendak menjelaskan bahwa Tuhan yang telah mendengar doa kita, di tengah keberdosaan kita. Pemazmur menyerukan bahwa Tuhan-lah yang layak menerima nazar kita. Oleh sebab itu, bayarlah nazar kepada Tuhan. Ingatlah itu bukan sogokkan melainkan ungkapan syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya.
Kata nazar yang ditemukan dalam Alkitab, berkaitan dengan janji seseorang kepada Allah. Umumnya, nazar itu muncul dalam 3 bentuk, yaitu, janji melaksanakan suatu tindakan  (Kej. 28: 20-22), janji menjauhkan diri dari sebuah tindakan (Maz. 132:15), janji agar Tuhan menyatakan pertolongan-Nya (Bnd. Bil. 21:1-3). Nazar harus dipenuhi. Adalah dosa jika kita tidak memenuhinya. Itu sebab, sebelum bernazar, seseorang harus memikirkannya dengan matang, bukan melakukannya karena emosional (Bnd. Ams. 20: 25). Menurut Baker, nazar ditujukan sebagai hasrat ingin memberikan yang terbaik kepada Allah sebagai ekspresi ucapan syukur atas kebaikan yang telah diterima dari Allah atau sesuatu yang berharga untuk membuktikan kesetiaan kepada Allah dengan cara menahan hasrat yang berorientasi pada diri sendiri dan menyesuaikannya dengan kehendak Allah. Yefta, menjadi suatu kasus yang sangat menarik tentang nazar. Ketika dia bernazar akan memberikan apa pun yang keluar dari pintu rumahnya untuk dipersembahkan kepada Tuhan (Hak. 11:29-40). Dalam kasus Yefta, anak perempuannya dipersembahkan. Yefta, harus memenuhi nazarnya sekalipun hatinya sangat hancur (ay. 35).  Pengkhotbah 5:4, “Lebih baik engkau tidak bernazar, daripada bernazar tetapi tidak menepatinya”. Jadi, dalam Perjanjian Lama sudah tampak sangat jelas bahwa nazar bukanlah suatu keharusan. Di dalam bernazar, kita ingin memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Nazar umumnya diucapkan ketika dalam keadaan genting, sehingga mengarahkan seseorang untuk bernazar. Di Alkitab tidak ada contoh kasus nazar yang tidak dipenuhi Allah.
Pemazmur juga dengan tegas menyuarakan bahwa semua yang hidup datang kepada Tuhan karena pelanggaran mereka, sebab Dia yang akan menghapuskannya. Penghapusan pelanggaran itu disertai dengan pertobatan. Pemazmur kemudian memuji Tuhan di dalam peribadatan. Di dalam peribadatan Yahudi, ada Imam yang menjadi pelayan bagi umat untuk menyampaikan persembahan mereka kepada Tuhan. Kaum Imam inilah yang boleh mendekat dan diam di pelataran Tuhan. Mereka adalah kaum yang dikuduskan untuk menjadi pelayan di Bait Allah. Pemazmur memohon agar mereka dikenyangkan oleh Firman Tuhan yang mereka dengarkan ketika beribadah. Ada bahasa personifikasi di dalam bagian ini, di mana Firman Tuhan diibaratkan seperti makanan. Makanan yang diharapkan mengenyangkan kebutuhan rohani umat. Di atas semuanya itu, Pemazmur memuji Tuhan di tempat yang maha tinggi. Sion menggambarkan tempat yang maha tinggi, di mana Tuhan bertahta.
2. Ay. 6-9: Perbuatan-perbuatan Tuhan itu Dasyat!
Masa-masa yang amat menyedihkan bagi bangsa Israel adalah ketika mereka berada dalam penindasan di Mesir. Mereka pun memanggil Tuhan dengan jeritan mereka. Tuhan pun menjawab jeritan tersebut dan menyelamatkan mereka. Kita juga demikian. Dia telah menyelamatkan kita dari perbudakan dosa. Bukankah itu adalah perbuatan yang dasyat? Inilah hal yang kedua, kenapa Pemazmur memuji Tuhan. Pemazmur kemudian menggambarkan kedasyatan Tuhan, yang menegakkan gunung-gunung, meredakan laut, gelombang, dan kegemparan bangsa-bangsa mendengar nama-Nya. Artinya, semuanya tunduk kepada-Nya, Sang Pencipta Khalik Semesta. Ingatlah, semua ciptaan tunduk kepada-Nya dan takut akan kekuasaan-Nya. Bahkan tempat terbitnya pagi dan petang bersorak-sorai memuji Dia. Apalagi kita yang mengalami perbuatan-Nya yang dasyat. Itulah sebabnya, sudah seharusnya kita bersyukur melalui pujian kita.
3. Ay. 10-14: Tuhan-lah yang Memberkati Pekerjaan kita!
Berkat yang ketiga, yang dirasakan umat adalah hasil tanah dan ternak yang berlipat ganda. Hasil panen dan ternak berlimpah. Itu semua bukan karena usaha umat semata, melainkan karena kemurahan dan berkat Tuhan sajalah. Tuhan-lah yang menurunkan hujan sehingga tanah gembur dan  memberkati tumbuh-tumbuhan. Demikian ternak yang berlimpah menyelimuti padang rumput. Inilah nyanyian ketika masa panen pun tiba. Sekali lagi, pemazmur menyuarakan bahwa itu karena Tuhan yang memberkati. Demikian juga kita, apapun pekerjaan kita, serahkanlah kepada Tuhan agar diberkati-Nya. Tuhan-lah yang kita andalkan untuk menghasilkan berkat yang melimpah melalui pekerjaan kita. Agar kita seperti si pemazmur, yang bersorak sorai dan bernyanyi memuji Tuhan. Sekarang ditanyakan kepada kita, siapakah yang menyebabkan pekerjaan kita berhasil? Apakah kita mengimani bahwa Tuhan turut bekerja dalam setiap usaha kita? Atau karena usaha kita sematalah pekerjaan itu berhasil? Ingatlah, orang yang mengakui Tuhan senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap usaha dan pekerjaan-Nya, sehingga hasilnya adalah berkat dari Tuhan yang patut untuk disyukuri.
III. Pokok Diskusi
  1. Apakah tiga hal yang menyebabkan si Pemazmur bersyukur kepada Tuhan? Bagi kita orang percaya kenapa kita perlu bersyukur kepada Tuhan!
  2. Menurut saudara, bagaimanakah cara kita bersyukur kepada Tuhan?
  3. Apakah perbuatan Allah yang pernah saudara alami, sehingga anda menyakini bahwa Tuhan itu dasyat? Coba share (bagikan)!

IV. Kesimpulan
Tuhan itu dasyat. Dia berkuasa atas alam semesta ini. Dia mendengar doa kita sekalipun kita berdosa. Hanya Dia-lah yang layak untuk disembah dan menerima persembahan syukur kita. Dia juga menjadi penyelamat kita. Itulah perbuatan-Nya yang amat dasyat. Dia jugalah yang memberkati pekerjaan kita di mana pun itu dan apapun itu usahanya. Terpujilah Tuhan atas berkat dan kemurahan-Nya.
V. Nas Renungan: Mazmur 65:6

Dengan perbuatan-perbuatan yang dasyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya Allah yang menyelamatkan kami, Engkau yang menjadi kepercayaan segala ujung bumi dan pulau-pulau yang jauh-jauh.

Daftar Pustaka:

Dari berbagai literatur. Tulisan ini tidak memiliki catatan kaki dan perut sebagai daftar pustaka dan daftar acuan karena minimnya ruang.

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)