Bahan PA Minggu IV Juli
Bahan
PA Minggu IV Juli
No
|
Acara
|
B.
E.
|
K.
J.
|
1
|
Nyanyian
Pembukaan
|
9:1-3
|
9:1-3
|
2
|
Nas
PA
|
Psalm.
119:129-136
|
Mazmur
119:129-136
|
3
|
Nyanyian
Syukur
|
447:1
|
235:2
|
4
|
Doa
Syafaat 1
|
||
5
|
Nyanyian
Pengharapan
|
447:3
|
235:3
|
6
|
Doa
Syafaat 2
|
||
7
|
Nyanyian
|
245:1-2
|
453:3
|
8
|
Nas
Persembahan
|
1
Petrus 4:10
|
1
Petrus 4:10
|
9
|
Doa
Penutup
|
||
10
|
Nyanyian
Penutup
|
Amen-amen-amen
|
Amen-amen-amen
|
A. Pembacaan
Nas: Mazmur 119:129-136
B. Ajakan
Pokok Nas: Bahagianya orang-orang yang hidup menurut Taurat Tuhan!
I. Pendahuluan
Ajakan
pokok nas di atas sama dengan judul perikop bacaan kita dan secara keseluruhan
Mazmur 119 ini menegaskan kepada kita bahwa kebahagiaan yang sejati adalah saat
kita hidup menurut Taurat Tuhan. Mazmur ini juga mengungkapkan kasih yang agung untuk firman Allah
yang tertulis. Firman Allah disebutnya sebagai janji, perintah, pedoman,
kesaksian, ajaran, hikmat, kebenaran, keadilan, dan teguran. Firman Allah
disajikan sebagai penghiburan, perlindungan, harta, patokan hidup, kebahagiaan
hati dan jiwa, dan sumber jawaban segala kebutuhan. Bagi Pemazmur Taurat Tuhan
adalah cara untuk hidup (the way of life).
Pemazmur mengungkapkan kasih yang mendalam bagi Allah dengan membaca,
merenungkan, dan mendoakan Firman-Nya. Daud, sebagai penulis mazmur ini,
merasakan pernyertaan dan kasih Tuhan di dalam hidupnya. Melalui perikop bacaan
kita ini, ada hal yang ingin ditegaskan kepada kita terkait Firman Tuhan, yang
membawa kehidupan bagi kita yang menghidupinya. Itu sebabnya pemazmur begitu
mencintai Taurat Tuhan (ay. 97). Bagi pemazmur, Taurat Tuhan adalah anugerah.
Dengan Taurat itu Pemazmur memahami apa yang Tuhan kehendaki dan inginkan dari
umat-Nya. Pemcaan Taurat juga umumnya disambut dengan sukacita. Bukan dengan
hati yang bersungut-sungut. Taurat bukanlah pengekang melainkan kasih Tuhan
yang ingin mengarahkan umat agar tidak jatuh ke dalam dosa. Justru di dalam
Taurat itu ada kebebasan yang bertanggung jawab, di mana kita memahami dimana
batas wilayah kebebasan kita dalam hubungan kita dengan Tuhan. Pemazmur
mengajarkan bahwa kita akan bertumbuh dalam kasih karunia dan kebenaran hanya
bila kasih akan Firman itu bertumbuh dalam diri kita. bagaimana dengan kita?
Apakah Firman Tuhan adalah kesukaan bagi kita atau pengekang kehidupan kita? Bagi
kita, apakah itu Taurat Tuhan dan apakah itu artinya bagi kita?
II.
Penjelasan Nas
1. Ay.
129-131: Sungguh bahagianya orang yang berjalan di dalam Taurat Tuhan!
Pada bagian
ini, pemazmur memberitakan bahwa Taurat Tuhan itu memberitakan tentang
peringatan-peringatan Tuhan kepada umat. Peringatan itu begitu ajaib,
menghindarkan si pemazmur dari lubang dosa dan kejahatan. Alangkah bijaknya
kita, jika sebuah peringatan kita tanggapi dengan perubahan sikap. Sebab
peringatan berfungsi untuk menegur kita dan mengingatkan kita agar tetap di
jalan Tuhan. Bukankah itu adalah sebuah kebahagiaan, jika penghukuman terhindar
dari kita setelah memperhatikan peringatan-Nya. Pemazmur bahkan menegaskan
bahwa Firman Tuhan memberi terang. Hal ini seperti lagu yang berbunyi Firman-Mu
pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku (Bnd. Maz.119:105). Menerangi jalan
kita agar tidak tersesat dan jatuh. Firman Tuhan juga member pengertian kepada
orang-orang yang tidak berpengalaman dan memberi pendidikan bagi kita. Melihat kegunaan
dan peranan Taurat Tuhan yang difirmankan-Nya, tentu membuat pemazmur begitu
bersyukur dan mendambakan Taurat itu. Hal yang membuat si pemazmur mengangakan
mulutnya saat menerima Firman Tuhan. Di sini Firman Tuhan diibaratkan seperti
makanan dan minuman yang membuat megap si pemazmur karena sankin mendambakan
Taurat Tuhan. Inilah kesukaan yang diwartakan pemazmur bagi kita. Mau mencoba
apa yang diami pemamur? Silakan dijamin ada kebahagiaan yang sejati!
2. Ay.
132-135: Mintalah kepada Tuhan di dalam doa!
Pemazmur
kemudian mengutarakan permohonannya kepada Tuhan. Pemazmur memohon agar Tuhan
menghadapkan wajah-Nya, mengasihi, meneguhkan langkahnya, dan menahirkannya
dari kuasa si jahat, dan menyinarinya dengan cahaya kemuliaan-Nya, serta
mengajarnya ketetapan-ketetapan Tuhan. Di dalam permohonan tersebut, ada yang
menarik untuk kita teladani, yaitu memohon agar Tuhan mengajarnya tentang
ketetapan Tuhan. Ini kembali memperlihatkan begitu pentingnya Taurat Tuhan yang
berisikan keteapan-ketetapan-Nya. Kita juga perlu belajar dari pemzmur agar di
dalam doa kita tidak hanya kebutuhan materi saja yang kita minta, tetapi juga
kebutuhan rohani berupa kesadaran untuk menghidupi Firman Tuhan. Semoga kita
juga meinta hal yang serupa agar Tuhan menyanggupkan kita memahami Firman-Ny
dan melakukan-Nya.
3. Ay.
136: Kita perlu prihatin kepada orang-orang yang menolak Taurat Tuhan!
Pemazmur
memperlihatkan keprihatinannya sebagai orang yang mengasihi Firman Tuhan. Dia mengalami
kesedihan dan kesusahan, bahkan kemarahan apabila melihat hukum-hukum Allah
ditolak dan dicemoohkan oleh orang fasik (Bnd. Maz. 119:53). Pemazmur mengasihi sebangsanya
yang tidak berpegang pada Taurat Tuhan. Dia memiliki kerinduan agar sebangsanya
juga memagang Taurat Tuhan di dalam hidup mereka. Amat jarang kita temukan
orang yang bersedih karena orang lain tidak berjalan di jalan Tuhan. Perasaan-perasaan
ini juga seharusnya kita miliki. Kebanyakan orang Kristen masa kini bersikap
apatis, cuek, dan tidak mau perduli
akan sesamanya selama tidak merugikan diri sendiri. Memang benar kita tidak
boleh mengurus urusan orang lain, tetapi kita memiliki tugas untuk mengingatkan
sesama kita. Ingatlah si pemazmur, yang merasakan kesedihan dan kerugian ketika
dia melihat orang yang tidak mau menerima Taurat Tuhan. Ingatlah, bahwa kita
juga pantas bersedih jika sesame kita melanggar Firman Tuhan karena kita juga
telah gagal untuk membimbing dan menggembalakan mereka sebagai teman satu
persekutuan kita. Ingatlah bahwa itu adalah tanggung jawab kita semua sebagai
bagian dari persekutuan.
III.
Pokok Diskusi
1. Bagi
saudara apakah itu kebahagiaan?
2. Mengapa
si Pemazmur begitu berbahagia atas Taurat Tuhan?
3. Bagi
Saudara, apakah itu Taurat Tuhan? Apakah maknanya bagi saudara?
IV.
Kesimpulan
Kebahagiaan yang sejati adalah hidup yang berjalan di jalan Taurat
Tuhan. Kebahagiaan atas Taurat tersebut akan kita rasakan setelah kita
melakukannya. Kebahagiaan itu tidak akan dapat kita pahami dan temukan jika
kita hanya sekedar menerimanya. Sebaliknya, Taurat itu hanya akan menjadi
belenggu dan pengekang, jika kita memahaminya hanya pada sebatas batasan-batasan
saja. Ingatlah bahwa Taurat Tuhan itu adalah anugerah, yang memberikan kita
kebebasan dari penghukumannya. Ingatlah bahwa di dalam Yesus Kristus kita telah
dimampukan untuk melakukan Tauratnya. Tuhan memampukan kita untuk melakukan
Firman-Nya.
V.
Nas Renungan: Mazmur 119:129
“Peringatan-peringatan-Mu
ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.”
Daftar Pustaka:
Dari berbagai literatur. Tulisan ini tidak memiliki catatan kaki dan perut sebagai daftar pustaka dan daftar acuan karena minimnya ruang.
Comments
Post a Comment