Bahan PA Minggu I Oktober 2014
No
|
Acara
|
B. E.
|
K. J.
|
1
|
Nyanyian Pembukaan
|
23:1-3
|
9:1+3
|
2
|
Nas PA
|
Pilipi
3:4b-14
|
Filipi
3:4b-14
|
3
|
Nyanyian Syukur
|
453:3
|
363:3
|
4
|
Doa Syafaat 1
|
||
5
|
Nyanyian Pengharapan
|
134:3
|
454:3
|
6
|
Doa Syafaat 2
|
||
7
|
Nyanyian
|
299:4+6
|
460:2
|
8
|
Nas Persembahan
|
2 Korint
9:10
|
2 Korintus
9:10
|
9
|
Doa Penutup
|
||
10
|
Nyanyian Penutup
|
Amen-amen-amen
|
Amen-amen-amen
|
A.
Pembacaan
Nas: Filipi 3:4b-14
B.
Ajakan
Pokok Nas: Arahkanlah hidupmu dan berlarilah kepada panggilan Kristus!
I. Pendahuluan
S.M Hutagalung dalam buku Pemberian adalah Panggilan, menjelaskan
bahwa segala sesuatu pemberian Tuhan adalah panggilan bagi kita untuk melayani
Tuhan. Untuk itulah kita diingatkan akan semua pemberian Tuhan agar kita
pergunakan menjawab panggilan-Nya untuk memuliakan Dia. Umat Israel, yang
menganut agama Yahudi, diberikan oleh Tuhan status sebagai umat pilihan. Pemberian
ini sekaligus menjadi panggilan untuk menjadi alat Tuhan untuk menjadi teladan
dan berkat bagi bangsa-bangsa. Banyak hal yang menjadi indentitas mereka
sebagai umat pilihan. Identitas ini pun menjadi ciri khas yang bersifat
lahiriah bagi keturunan Israel. Hal-hal lahiriah yang dimiliki oleh orang Kristen
Yahudi merupakan sebuah kelebihan dibanding dengan bangsa lainnya. Terlebih
mereka menganggap diri mereka di atas bangsa lainnya karena mereka adalah umat
pilihan Tuhan. Hal-hal lahiriah tersebut mencakup keturunan Yahudi asli,
bersunat, memahami Taurat. Bagi orang Kristen Yahudi, inilah sebuah kelebihan
yang dianggap mereka menjadi sebuah kebenaran yang mutlak untuk memperoleh Kerajaan
Surga. Pemahaman ini membawa mereka jatuh kepada kesombongan rohani. Inilah
situasi jemaat di Filipi ketika Paulus mengirimkan suratnya ini ke Filipi. Di
dalam teks kita, Paulus pun menentang hal tersebut dan menjelaskan bahwa
kebenaran yang sejati itu adalah Kristus. Hanya di dalam Kristus-lah ada
keuntungan. Dengan demikian, melakukan taurat karena kepercayaan kepada Kristus
(ay. 9). Justru kita diminta untuk mengarahkan hidup kita dan berlari mengejar
panggilan Kristus, sebab ada hadiah berupa kebangkitan dari kematian yang
dijanjikan-Nya bagi kita. Inilah latar belakang teks bacaan kita. Lantas
bagaimanakah penjelasan Paulus terkait hal ini. Mari kita menelaahnya bersama!
II.
Penjelasan Nas
1. Ay. 4b-6: Paulus adalah seorang Yahudi yang
sempurna!
Mendengar situasi yang terjadi di
Jemaat Filipi waktu itu, Paulus bersaksi akan dirinya, yang begitu sempurna
melakukan keyahudiannya. Bahkan dia melebihi hal-hal lahiriah tadi. Pada bagian
ini Paulus menjelaskan bahwa dia disunat pada hari kedelapan. Dia berasal dari
bangsa Israel dan secara khusus suku Benjamin. Dia juga peranakan Yahudi tulen
atau asli, tidak seperti yang lain sudah campuran. Dia bahkan adalah seorang
Farisi, yang memiliki kemampuan memahami Taurat yang cakap, yang juga menjadi
pemimpin keagamaan. Hal itu juga tampak di dalam kehidupannya yang tidak
bercacat di dalam melakukan hukum Taurat. Tidak cukup sampai di situ, bahkan
dia penganiaya orang Kristen perdana. Pembantaian terhadap orang Kristen
merupakan sebuah keuntungan bagi mereka saat itu sebab kekristenan dianggap sesat.
Dari sini, kita dapat menyimpulkan siapa Paulus itu. Dia itu sempurna di dalam
keyahudiaannya. Dia tidak hanya sekedar memiliki hal-hal lahiria, namun juga
mampu melakukan hukum Taurat tanpa cacat cela. Dia sempurna di dalam
keyahudian, namun tidak di dalam kebenaran Kristus. Ini menjadi pembukan pesan bagi
orang-orang yang menyombongkan hal-hal kelahirannya tadi, bahkan Paulus lebih
dibandingkan mereka.
2. Ay. 7-11: Kristus adalah kebenaran dan
keuntungan yang sejati!
Kelebihan orang Yahudi dan
kesempurnaan Paulus di dalam keyahudiaannya di atas adalah kerugian ketika dia
berada di dalam Kristus. Dahulu baginya itu adalah keuntungan, namun sekarang
itu adalah kerugian. Sebab Kristus, adalah Tuhan, yang lebih mulia dari
semuanya. Bahkan yang tadi dianggapnya keuntungan, kini semuanya adalah sampah,
setelah dia mengenal Kristus. Beranikah kita mengatakan hal yang sama bahwa Kristus adalah keuntungan bagi kita, sekalipun
derita harus kita tanggung karena-Nya? Paulus juga menegaskan bahwa untuk
beriman kepada Kristus, maka semuanya itu harus dilepaskan. Segala penghambat kita kepada-Nya harus
dilepaskan. Ketika berada di dalam Dia, maka legalisme hukum Taurat itu
ditinggalkannya. Sebab kebenaran itu bukanlah karena menaati hukum taurat,
melainkan kepercayaan kepada Kristus. Kepercayaan itu adalah anugerah dari Allah
kepadanya. Secara singkat hendak dikatakan bahwa pembenaran itu adalah karena
iman kepada Kristus. Kesombongan karena menguasai Taurat adalah hal yang harus
dijauhkan, sebab itu justru penghambat kita kepada Kristus. Penghambat kita di
masa kini banyak. Ada harta, kuasa, dan jabatan. Semuanya itu seringkali
menjadi penghambat kita datang kepada-Nya menjawab panggilan-Nya. selain itu,
Paulus juga mengingatkan kita bahwa ketika
kita tinggal di dalam Dia, berarti kehendak kita, bukan lagi keinginan kita sendiri,
melainkan menjadi kehendak Kristus, yaitu mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya, dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. Dengan demikian, kita
menjadi serupa dengan kematianNya dan memperoleh kebangkitan dari antara orang
mati. Artinya, kita dimampukan memahami
dan mengimani Dia sebagai Tuhan dan kebangkitan-Nya, serta memampukan kita
turut menderita demi Dia. Kita pun akan memperoleh kebangkitan setelah
kematian kelak. Inilah keuntungan yang diberitakan Paulus bagi kita, hanya di
dalam Kristus-lah ada kebenaran dan keuntungan.
3. Ay. 12-14: Arahkanlah hidupmu dan berlarilah kepada
panggilan Kristus!
Paulus
mengakui bahwa dia mengatakan semuanya ini bukan berarti dia telah sempurna.
Sempurna dalam artian pengenalan yang penuh tentang Kristus. Dia justru
mengejar kesempurnaan itu. Mengejar dan berusaha untuk menangkapnya dan
berharap memperolehnya. Namun, yang terjadi adalah dia tidak menangkap
kesempurnaan itu dan justru Kristus yang menangkapnya untuk memberikan
pemahaman yang sempurna akan Dia. Paulus menjelaskan usaha yang dilakukannya,
yaitu melupakan apa yang dilakukannya dan mengarahkan diri kepada apa yang
dihadapannya. Segala masa lalu yang merupakan kerugian baginya telah ditinggalkannya
dan kini mengarahkan hidupnya menuju Kristus, yang datang menghampirinya. Ini
merupakan gambaran pengalaman Paulus ketika dia mengalami perjumpaan dengan
Kristus di Damsyik, yang menjadi momen pertobatannya. Dari sini, kita diberikan
gambaran bahwa Tuhan-lah yang akan mencerahkan pemahaman kita tentang Dia,
bukan dengan usaha kita. Dengan demikian, Tuhan-lah yang datang menghampiri
kita dan memanggil kita. Sekalipun kita terkadang mengacuhkan panggilan-Nya. Kemudian,
Paulus menjelaskan bahwa dia berlari-lari kepada tujuan tadi, yang ada di
hadapannya, sebab ada hadiah yang akan diperolehnya di sana, yaitu panggilan
sorgawi dari Yesus Kristus. Panggilan yang melambangkan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga. Hanya dengan mengarahkan hidup kita dan mengejar panggilan-Nya-lah kita
mampu untuk memperoleh hadiah tersebut. Hadiah yang tidak ada duanya. Dengarlah, arahkanlah, serta kejarlah panggilan
Kristus di dalam hidup kita. Hadiah yang amat berharga, yaitu kehidupan
kekal bersama-Nya di dalam Kerajaan Sorga. Sekarang kepada kita disampaikan hal
ini. Mau percaya atau tidak! Ingatlah bahwa ada hadiah yang menanti kita ketika
kita menjadi pemenang dalam mencapai panggilan Kristus kepada kita. Biarlah
kita menggunakan telinga kita dan hati kita untuk merespons panggilan-Nya, agar
kita memperoleh hadiah dari-Nya.
III. Pokok Diskusi
1. Apakah
yang ditentang Paulus pada teks bacaan kita? Bagaimana dengan kita, apakah kita
memiliki sikap yang seperti itu? Coba renungkan di dalam hati!
2. Apakah
kebenaran sejati yang di maksud Paulus? Apa yang diperoleh mereka yang menerima
kebenaran yang sejati itu?
3. Bagaimanakah
usaha kita untuk memperoleh hadiah yang diberitakan oleh Paulus?
IV.
Kesimpulan
Pemberian Tuhan adalah alat Tuhan untuk
memanggil kita. Kita dipanggil untuk memuliakan Dia di dalam kehidupan kita. Ingatlah
bahwa Kristus adalah kebenaran yang sejati. Dialah keuntungan kita. Kesombongan
akan hal-hal lahiriah adalah penghambat kita dekat kepada-Nya. Kita justru
diminta untuk menanggalkannya, sebab hanya di dalam Kristus-lah ada keuntungan
yang sejati. Hidup ini ibarat pertandingan, yang menuntut kita untuk berlari
mengejar mahkota Kerajaan Surga bagi yang menang. Oleh sebab itu, dengarlah
panggilan-Nya dan arahkanlah hidupmu kepada-Nya, sebab Dia memanggilmu sekarang
juga! Datanglah dan jawablah panggilan-Nya di dalam hidupmu! Selamat
memperjuangkan kemenanganmu bersama Kristus!
V.
Nas
Renungan: Filipi 3:7
“Tetapi apa yang dahulu merupakan merupakan
keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.”
Daftar Pustaka:
Dari
berbagai literatur. Tulisan ini tidak memiliki catatan kaki dan perut
sebagai daftar pustaka dan daftar acuan karena minimnya ruang.
Comments
Post a Comment