Bahan PA Minggu II Oktober 2014
No
|
Acara
|
B. E.
|
K. J.
|
1
|
Nyanyian Pembukaan
|
149:1-2
|
18:1-3
|
2
|
Nas PA
|
Jesaya
25:1-9
|
Yesaya
25:1-9
|
3
|
Nyanyian Syukur
|
149:3
|
62:4-5
|
4
|
Doa Syafaat 1
|
||
5
|
Nyanyian Pengharapan
|
186:2
|
392:3
|
6
|
Doa Syafaat 2
|
||
7
|
Nyanyian
|
193:4
|
374:1-2
|
8
|
Nas Persembahan
|
2 Korint
9:10
|
2 Korintus
9:10
|
9
|
Doa Penutup
|
||
10
|
Nyanyian Penutup
|
Amen-amen-amen
|
Amin-amin-amin
|
A.
Pembacaan
Nas: Yesaya 25:1-9
B.
Ajakan
Pokok Nas: Bersorak-sorailah bagi Tuhan, Sang Perancang Keselamatan bagi kita!
I. Pendahuluan
Kitab Yesaya dibagi ke dalam tiga
bagian. Setiap bagian memiliki situasi dan konteksnya masing-masing, sehingga
memengaruhi isi dan pesannya. Pertama, Proto-Yesaya (Pasal 1-39). Bagian ini
menguraikan tentang situasi Israel sebelum dibuang ke Babelonia serta kritikan
dan nubuatan Nabi Yesaya terhadap bangsa Israel. Kedua, Deutero Yesaya (Pasal 40-55). Bagian
kedua ini menguraikan situasi yang terjadi pada Israel ketika masa pembuangan. Di
sini, diberitakan berita keselamatan dan pembebasan mereka. Ketiga, Trito
Yesaya (Pasal 56-66). Bagian yang menguraikan situasi setelah pulang dari tanah
pembuangan. Secara umum, inilah gambaran Kitab Yesaya, yang mempermudah kita
memahaminya. Nubuatan merupakan ciri khas yang
diberitakan oleh seorang nabi. Nubuatan tersebut berisi tentang peristiwa dan
situasi di masa depan. Nubuatan dinyatakan Tuhan melalui utusan-Nya, yaitu
nabi. Nabi merupakan perpanjangan suara Tuhan. Melaluinya, Tuhan bersabda dan
menyatakan situasi yang akan mereka hadapi.
Pada teks bacaan kita,
secara luas mulai dari pasal 24-27, menubuatkan tentang akhir zaman. Saat itu,
Tuhan akan menghancurkan bumi dan menghukum mereka yang membenci dan
memusuhi-Nya (Pasal 24). Namun, Dia akan menyelamatkan mereka yang berpegang
kepada-Nya. Seluruh umat-Nya pun akan bersorak memuji nama-Nya. Secara khusus,
pasal 25 merupakan puji-pujian yang diungkapkan kepada Tuhan sebagai ungkapan
syukur atas keselamatan dari Tuhan. Keselamatan dari Tuhan sebab Tuhan-lah yang
memusnahkan musuh umat-Nya. Ini memperlihatkan kepada kita begitu pentingnya
bersyukur, terlebih ungkapan syukur adalah respons kita atas keselamatan
dari-Nya. Terlebih lagi sebagai kritikan akan sikap Israel yang meminta
perlindungan kepada bangsa Asyur ketimbang kepada Tuhan. Lantas bagaimanakah
ungkapan syukur dan nubuatan Yesaya. Mari kita telaah bersama!
II.
Penjelasan Nas
1. Ay. 1-2: Tinggikanlah Tuhan yang telah merancang
keajaiban bagi kita!
Hal yang pertama kita dapatkan dari
ungkapan syukur ini adalah meninggikan Tuhan di dalam hidup kita. Hanya orang
yang menyadari bahwa semua di dalam hidupnya ini adalah pemberian Tuhan, yang
akan meninggikan Tuhan. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meninggikan
Tuhan seperti bernyanyi nyanyian ungkapan syukur bagi-Nya. Sikap meninggikan
diri sebaliknya muncul karena adanya keyakinan bahwa dirinya hebat, kuat,
pintar, kaya, dsb. Keyakinan yang menganggap semuanya itu berasal dari dirinya.
Selain itu, ada sikap mendaku (Eng. To claim),
yang menganggap sesuatu milik kita. Kita harus menjauhkan diri kita dari sikap
ini. Yesaya menegaskan bahwa Tuhan itu setia dan rancangan-Nya itu ajaib. Keselamatan
dan pemusnahan musuh umat-Nya adalah bukti kesetiaan dan bukti rancangan
keajaiban-Nya. Yesaya menyuarakan bahwa Tuhan yang membuat kota musuh menjadi
timbunan batu. Tuhan-lah yang menghancurkan mereka dan membuat mereka tidak
bisa bangkit lagi. Sungguh ajaib, bukan? Sekarang, mari kita coba renungkan
kebaikan Tuhan yang telah kita terima. Sadarkah kita bahwa itu adalah keajaiban
rancangan-Nya? Ingatlah, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rm. 8:28). Tinggikanlah
Dia di dalam hidupmu! Pujilah Dia dalam segenap perilakumu!
2. Ay. 3-5: Tuhan adalah Naungan dan
Perlindungan kita!
Tak satu pun bangsa yang dapat
mengalahkan-Nya. Bahkan suatu bangsa yang kuat saja datang memuliakan Dia.
Seluruh bangsa yang kuat dan besar, baik itu karena kemajuan kota dan
pertahanannya, takut kepada Tuhan. Bangsa-bangsa itu seperti Mesir, Moab,
Asyur, Tirus, Sidon, dan Babel. Mereka ditundukkan oleh Tuhan. Bangsa yang kuat
takut kepada-Nya, sebaliknya bangsa yang lemah dan orang-orang yang lemah
berlindung di bawah naungan-Nya, sebab Dia adalah tempat pengungsian orang
lemah, yang tidak punya rumah dan miskin. Dia yang menaungi dan melindungi
mereka dari amarah orang-orang yang gagah yang sombong. Mereka memang kuat dan
hebat dibandingkan kaum yang lemah tadi. Mereka bahkan diibaratkan seperti angin
ribut di musim dingin, yang bisa menghancurkan rumah dan dinginnya menusuk ke
tulang. Mereka juga seperti panas terik di tempat kering, yang begitu
menyesakkan yang kehausan. Namun, kegagahan mereka yang disombongkan itu tidak
berlaku bagi Tuhan. Kuasa-Nya melindungi mereka yang lemah. Nyanyian orang yang
sombong ditiadakan-Nya, sebab nyanyian mereka meninggikan diri mereka sendiri. Mereka
ditiadakan bagaikan panas terik ditiadakan oleh naungan awan. Tidak sampai di
situ, Tuhan juga bahkan menjadi pendamai bagi yang gaduh. Bagaimana dengan
kita? Kita yang lemah, datanglah kepada-Nya. Berlindunglah dalam naungan-Nya.
Kita yang merasa gagah dan kuat. Jangan sombongkan itu. Sebaliknya,
pergunakanlah untuk menolong sesamamu, sebab ada yang lebih kuat dan bahkan
berkuasa atasmu! Sekarang kepada kita ditanyakan, mau bernaung kepada siapa?
Kepada Tuhan atau kepada kegagahan orang lain atau kepada diri kita sendiri? Silakan
dipilih!
3. Ay. 6-8: Tuhan
Semesta Alam yang membawa keselamatan!
Tuhan
memberikan keselamatan bagi bangsa-bangsa di gunung Sion. Gunung Sion
melambangkan benteng pertahanan Tuhan dan Kerajaan Tuhan. Gunung Sion menjadi
tempat di mana Perjamuan makan dilayankan. Sedangkan, keselamatan itu
dilambangkan di dalam perjamuan makan, di mana Tuhan mengundang segala bangsa
untuk ikut ke dalamnya. Tuhan menyediakan makanan yang begitu nikmat. Makanan
yang gemuk dan bersumsum, serta minumnya anggur yang paling mahal, sebab akan semakin
tua semakin mahal. Perjamuan ini sama halnya tentang perumpaan yang diberitakan
Yesus tentang perjamuan kawin. Namun, undangan itu tidak diindahkan. Satu hal
yang menarik untuk kita simak dari sini adalah bahwa undangan keselamatan itu
bersifat universal. Artinya seluruh bangsa di dunia ini diwartakan undangan
tersebut.
Keselamatan
itu diwujudkan Tuhan dengan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan dan
tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Di sini, kedukaan dan kepedihan
itu akan dihapuskan-Nya. Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya dan akan
menghapuskan air mata kesedihan di muka kita. Saat itu pula, Dia akan
menjauhkan aib umat-Nya, yang melambangkan dosa dan pelanggaran, dari seluruh
bumi. Inilah akhir zaman itu dan inilah nubuatan yang diberitakan kepada kita.
Tangis akan menjadi tawa. Kita yang percaya dan menjawab undangan perjamuan
keselamatan-Nya akan diselamatkan-Nya.
4. Ay. 9: Bersorak-sorailah bagi Tuhan, Sang Perancang
Keselamatan bagi kita!
Yesaya
kemudian mengatakan bahwa pada waktu itu orang akan berkata sesungguhnya inilah
Allah kita, yang dinantikan untuk menyelamatkan. Bagi kita sekarang ditanyakan
apakah kita mengakui Tuhan di dalam hidup kita? Apakah kita mengakui Kristus
sebagai Penyelamat kita? Jika ya, biarlah kita memuji Dia dan bersorak bagi Dia
yang merancang keselamatan bagi kita. Biarlah kita menerima dan menyambut
undangan keselamatan dari-Nya dan Bersorak memuji rancangan-Nya atas hidup
kita. ingatlah rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera bagi kita!
III. Pokok Diskusi
1. Kenapa
kita tidak boleh meninggikan diri? (Bnd. Ams. 2:6; Mat. 23:12) Kenapa sikap
tinggi hati itu sering muncul? Coba jelaskan!
2. Kepada
siapakah berlindung ketika derita dan masalah itu menghampiri? Coba diskusikan!
3. Coba
bagikan apa saja rancangan keajaiban Tuhan di dalam hidup saudara? Jika ada!
IV.
Kesimpulan
Tuhan adalah keselamatan kita. Dia merancang
keajaiban di dalam hidup kita. Baginya hanya ada kemuliaan. Kita yang
diselamatkan-Nya patut meninggikan Dia. Dia adalah tempat perlindungan bagi
yang lemah. Dia juga menjadi lawan bagi mereka yang sombong atas kegagahan dan
keberadaan mereka. Bagi kita, diberitakan undangan keselamatan di dalam Yesus
Kristus. Undangan perjamuan, yang membawa kita kepada keselamatan. Ingatlah,
Dia-lah yang kita nantikan, Sang Penyelamat kita. Kini kepada kita diserahkan
mau datang atau tidak di dalam pesta perjamuan-Nya. Jangan sampai kita
menyesal, tidak ikut di dalam perjamuan makan yang begitu nikmat dari-Nya.
Datanglah dan jawablah undangan-Nya! Selamat merenungkan undangan dari-Nya!
V.
Nas
Renungan: Yesaya 25:9
“Pada waktu itu orang akan berkata: “Sesungguhnya,
inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah
TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita
oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!”
Daftar Pustaka:
Dari
berbagai literatur. Tulisan ini tidak memiliki catatan kaki dan perut
sebagai daftar pustaka dan daftar acuan karena minimnya ruang.
Comments
Post a Comment