Bertobat Agar Tidak Binasa (Lukas 13:1-5)

Salah satu televisi swasta di Indonesia senang sekali menayangkan film tentang azab. Jika kita yang hobi nonton film genre ini tentu paham apa itu azab. Ya! Azab dari bahasa Arab berarti penghukuman. Dalam film-film azab tersebut pelaku kejahatan umumnya akan mendapatkan balasan atas apa yang diperbuatnya. Pembalasan ini dipahami berasal dari Tuhan. Lewat film-film ini, produser ingin mengingatkan ada konsekuensi dari tindakan kejahatan. Oleh karena itu para penonton diminta untuk tidak melakukan yang jahat.

Nah teks khotbah kita minggu ini merupakan bagian dari pengajaran Yesus tentang dosa dan penderitaan. Ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang memberitakan kabar tentang dihukum matinya orang-orang Galilea, yang darah mereka dicampur dengan darah korban persembahan. Mendengar hal tersebut Yesus justru mengingatkan mereka yang sedang mendengarkannya mengajar. Yesus mengingatkan mereka agar bertobat. Kenapakah Yesus merespons kabar itu negatif? Apakah arti pertobatan? Juga bagaimana hidup orang yang bertobat? Berikut ini kita akan merenungkannya.

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan bersama: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa kabar sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Tuhan adalah Sang Pembinasa Dosa

Pengajaran Yesus tentang dosa dan penderitaan ini mengingatkan pendengar bahwa aka nada penghukuman sebab upah dosa adalah maut (Bnd. Rom. 6:3). Pembinasaan akan pelaku dosa adalah hukuman bagi pelaku dosa. Paling tidak keterpisahan dari Allah sebab Allah itu kudus (Bnd. Yesaya 6:3; 1 Petrus 1:15-16). Oleh karena itu, Yesus mengingatkan bahwa sama halnya dengan orang Galilea (ay. 1a) dan orang yang tertimpa menara dekat Siloam (ay. 4a), mereka yang hidup di dalam dosa akan dibinasakan Tuhan sebab Tuhan terpisah dari dosa.

Yesus yang mendengar berita tentang penghukuman orang Galilea meresponsnya dengan justru mengingatkan mereka. Nampaknya, Yesus melihat mereka megnganggap diri mereka seakan suci dan bersi tanpa dosa. Juga, mereka seperti menghakimi para pemberontak yang dihukum oleh Pilatus dan kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam itu. Oleh karena itu, Yesus justru mengingatkan mereka bahwa mereka juga adalah pendosa. Justru mereka juga akan dibinasakan jika tidak bertobat. Poin pertama dari khotbah ini tidak ingin menakut-nakuti kita, melainkan mengingatkan kita bahwa Tuhan itu tidak mencintai dosa. Dosa ialah tindakan dan keinginan yang menciderai kehendak dan perintah Tuhan. Di ayat 3 dan 5, kata Yunani apolumi digunakan yang berarti membinasakan, dan menghacurkan. Kehancuran yang dipahami di dalam terminologi apolumi bisa secara fisik dan spiritual. Binasa secara fisik berarti mati secara fisik. Juga mati secara spiritual di mana seseooang terpisah dari Allah, yang adalah sumber kehidupan. Apakah kita orang yang terpisah dari Allah secara spiritual? Semoga tidak!

2. Bertobat agar tak binasa

Poin yang kedua ini menegaskan pentingnya kita untuk bertobat. Ada bagian yang harus kita jalani, yakni meninggalkan kejahatan kita. Kata Yunani metanoe berarti bertobat, menyesal, merubah pikiran. Bertobat di dalam tradisi Kristen perdana dipahami sebagai awal dari kehidupan yang baru. Hidup yang bertobat meninggalkan kelamaan yang dipenuhi oleh kegelapan dosa dan kejahatan menjadi hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus.

Bertobat berarti berubah secara total, yang tadinya malas menjadi rajin, yang tadinya pemarah menjadi penyayang, yang tadinya penggosip menjadi pemotivasi sesama. Bertobat berarti meninggal perilaku yang buruk dan kemudian menggantikannya menjadi perilaku yang baik. Bertobat tidak berhenti hanya dengan menghentikan yang kita kerjakan, tetapi mentransformasinya menjadi sesuatu yang lain, yang membangun baik secara fisik maupun spiritual.

Yesus dengan tegas mengingatkan para pendengar-Nya bahwa ada konsekuensinya yakni binasa. Kata binasa telah diterangkan pada poin pertama di atas. Lantas, sekarang ditanyakan kepada kita masing-masing: apakah yang perlu saudara/i ubah di dalam kehidupan ini? Yesus lewat khotbah ini mengajak kita semua untuk bertobat! Bertobat dengan bertransformasi menjadi pribadi yang hidup berelasi dengan Allah. Bangunlah relasimu dengan Allah lewat doa, baca firman, dan melakukan firman di dalam keseharian.

3. Ada pengampunan bagi yang bertobat

Poin ketiga ini merupakan kabar sukacita bagi kita bahwa kita tidak akan binasa jika kita bertobat. Yesus dengan gamblang mengatakan kepada para pendengar-Nya saat itu, “"Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” (ay. 3b). Juga Yesus berujar, “Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?” (ay. 4a). Dua peristiwa yang menyebabkan orang-orang sekitar saat itu mengira itulah konsekuensi dari para pemberontak dan penjahat. Ini seperti terminologi azab di dalam film tadi dimana ada penghukuman bagi penjahat. Orang-orang yang mendengar Yesus juga demikian. Namun, mereka menjadi tidak sadar bahwa mereka juga berdosa karena mereka menganggap dosa mereka tidak seperti korban di Galilea dan yang tertimpa merena Siloam tadi.

Namun Yesus berujar bahwa, “Tidak!” Artinya baik mereka maupun kita yang membaca khotbah ini tidak lebih baik dari mereka. Kita sebuah adalah pendosa. Oleh karenanya kita harus bertobat. Yesus ingin menekankan bahwa adanya pengampunan bagi mereka yang bertobat. Pengampunan bagi mereka yang menyesali dosa dan kejahatannya di hadapan Tuhan.

Saudara/i yang terkasih marilah datang kepada-Nya memohon ampun dan menyesali dosamu. Lalu, bertobatlah dengan melakukan Firman-Nya. Sebab, kebinasaan adalah bagian mereka yang tidak bertobat meninggalkan dosa dan kejahatannya di hadapan Tuhan. Bertobatlah karena pengampunan itu diberitakan, ditawarkan, dan diberikan kepada kita semua.

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)