Tuhan Sumber Air Kehidupan (Bilangan 21:10-20)
Air! Kita tidak bisa hidup tanpa air. Air adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup. Menurut the U.S. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, kita harus meminum air 3,7 liter untuk pria dan 2,7 liter untuk wanita per hari. Kenapa kita butuh minum air dengan takaran yang cukup? Sebab air membantu meng-hydrasi sel-sel di dalam tubuh, menjaga temperature tubuh, mendistribusikan nutrisi ke seluruh tubuh, dan medetoxinasi racun yang masuk dalam tubuh. Wah! Segitu pentingnya ternyata air di dalam hidup kita.
Firman Tuhan minggu ini juga mengingatkan kita tentang air. Namun, air yang dimaksud di sini tidak hanya sekedar air biasa. Air yang dimaksud adalah air kehidupan. Hidup secara holistik bukan hanya tentang fisik saja, tetapi juga jiwa dan roh. Air yang tidak hanya memuaskan dahaga, tetapi juga jiwa dan roh kita. Oleh karena itu disebut air kehidupan. Ya! Air kehidupan! Kenapa dan bagaimana air kehidupan itu kita peroleh? Inilah yang akan kita renungkan di dalam khotbah ini.
Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan bersama: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa kabar sukacita dari firman ini bagi kita?
1. Tuhan adalah sumber air kehidupan.
Teks khotbah pada minggu ini diambil dari kitab Bilangan. Kitab ini mencatat perjalanan umat Israel di padang gurun. Alkitab sendiri mencatat mereka harus mengembara selama empat puluh tahun lamanya (Bnd. Ulangan 14:34; Joshua 5:6). Menariknya, saya coba mengukur jarak dari Rameses ke Jerusalem lewat aplikasi google map. Saya dikejutkan bahwa perjalanan untuk menempuh jarak tersebut hanyalah tujuh hari dengan berjalan kaki. Sekedar informasi, Ramesses adalah kota di mana umat Israel tinggal dan titik awal keluar dari Mesir (Bnd. Kej. 47:11, Kel. 1:11; 12:37, dan Bil. 33:3, 5). Banyaknya tantangan dan kekeraskepalaan Israel membuat mereka menempuh waktu yang lama untuk masuk ke tanah perjanjian (Bnd. Bil. 21:5-6).
Teks khotbah kita ini merupakan ringkasan perjalanan umat Israel menuju daerah Moab. Teks ini mencatat bahwa mereka singgah di Obot (ay. 10). Lalu, mereka berkemah di dekat reruntuhan di Abarim (ay. 11). Setelahnya, mereka singgah di Zered (ay. 12). Kemudian, mereka beristirahat di seberang sungai Arnon, yang adalah batas Moab (ay. 13). Di sinilah mereka menerima air dari Tuhan (ay. 14).
Sedikit Gambaran tentang jalan yang mereka tempuh, yakni padang gurun. Kita mungkin belum pernah mampir ke padang gurun. Jika kita bisa membayangkan, maka bayangkanlah padang pasir yang tandus dan jarang sekali memiliki sumber air. Berjalan di tengah terik matahari tentu menguras tenaga. Lapar dan haus juga menemani perjalanan mereka. Selain itu, tantangan dari bangsa-bangsa asing yang menghadang mereka. Contohnya saja ayat 21-35 di mana mereka mengalami peperangan.
Melihat situasi yang demikian, Tuhan meminta Musa mengumpulkan umat Israel (ay. 16). Lalu di sini Tuhan mengatakan akan memberikan air kepada mereka. Melihat latar belakang perjalanan umat Israel tentu kita paham kenapa Tuhan memberikan air kepada mereka. Mereka tentu saja haus di tengah padang gurun. Sungai Arnon adalah tempat di mana umat Israel menerima air (ay. 13-14). Dengan air yang diberikan Tuhan Allah, rasa haus mereka dipuaskan.
Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah sumber air kehidupan. Sumber air kehidupan yang tidak hanya memuaskan dahaga tetapi juga jiwa dan roh. Poin pertama pada pesan khotbah ini menegaskan kepada kita bahwa Tuhan yang dideklarasikan di sini adalah Tuhan adalah seumber air kehidupan. Dalam bahasa Ibrani mayim berarti air. Di dalam tradisi Timur Dekat kuno, air itu berharga dan sumber air itu langka, terlebih di tengah perjalanan umat Israel. Selaing itu, air juga merupakan simbol kehidupan dan berkat. Air juga melambangkan pemurniaan, di mana air itu membersihkan dari kekotoran. Allah yang kita sembah adalah sumber air kehidupan.
2. Mari Menyanyikan Tuhan dalam hidup
Ay. 17 menerangkan bahwa umat Israel menyanyikan nyanyian. Nyanyian ini merupakan nyanyian respon atas penyataan Tuhan kepada umat Israel. Di dalam lagu ini, umat Israel mengajak sumur, yang adalah sumber air untuk menghasilkan banyak air. Kata Ibrani yang di gunakan adalah alah secara literal berarti naik. Selanjutnya diterangkan sumur tersebut digali oleh raja-raja dan para bangsawan dengan tongkat mereka. Ini ingin memperlihatkan pemimpin-pemimpin di masa Israel kuno. Para pemimpin tersebut menggunakan tongkat ketika memimpin.
Nah, dari sini, kita diajak untuk berlajar untuk bersyukur lewat menyanyikan Tuhan di dalam hidup kita. Ay. 17-18 merupakan nyanyian respon atas pemberian air kehidupan oleh Tuhan Allah kepada umat Israel. Sikap merespon pemberian Tuhan adalah panggilan bagi kita orang yang percaya. Merespon kebaikan Tuhan adalah tanggungjawab seorang yang percaya. Menyanyikan Tuhan berarti kita memuji Dia di dalam hidup kita. Nyanyian di dalam tradisi Israel kuno begitu penting. Mari kita lihat Kitab Mazmur. Begitu banyak lagu puji-pujian yang mengumandangkan kebesaran Tuhan atas umat-Nya. Juga bagi kita di masa kini, nyanyian gereja begitu penting di dalam ibadah. Lantunan lagu, syair, dan melodi mengumandangkan kesaksian akan karya Allah. Oleh karena itu, jika kita turut bernyanyi di dalam ibadah atau bahkan di luar ibadah, maka kita turut mempersaksikan dan memuliakan Tuhan. Nyanyian bukan hanya sekedar latunan nada tetapi kesaksian akan kebaikan dan kebesaran Tuhan. Salah satu tindakan kecil yang menarik untuk dilakukan adalah memutar lagu rohani setiap pagi sebelum beraktifitas atau ketika memasak di dapur. Nyanyian ini tidak hanya menghibur kita tetapi juga menguatkan kita. Selain itu juga, nyanyian ini bisa menjadi alat kita untuk mengajarkan anak-anak kita untuk mengenal kebesaran Tuhan dan iman kita kepada Kristus.
3. Tuhan memberikan air kepada kita.
Poin yang ketiga ini, kita diingatkan bahwa Tuhan memberikan air kehidupan itu kepada kita semua. Siapa kita? Kita yang menerima Firman ini. Yesus Kristus berkata “tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yoh. 4:14). Kepada kita juga disampaikan hal yang sama. Jika kita merasa haus, maka datanglah kepada-Nya. Maka rasa hausmu akan dipuaskan. Penting untuk diingat bahwa siapa yang membutuhkan air kehidupan di sini tidak hanya dipahami secara literal melainkan juga secara figuratif. Secara figuratif berarti jiwa dan roh kita yang haus akan pengharapan, dorongan, motifasi, dan semangat juga dicakup di sini.
Oleh karena itu, semua kita yang memiliki pergumulan berat. Kita diberitakan berita sukacita bahwa Tuhan kita itu adalah sumber air kehidupan. Banyak tantangan, terlebih di masa kini: mencari kerja, ekonomi yang semakin suram, mengalami kedukaan, persoalan, dsb. Mari kita bawa di dalam doa dan mintalah air kehidupan itu di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Agar kita dikuatkan untuk menjalani setiap pergumulan di tengah kehidupan ini.
Selamat menikmati air kehidupan, yaitu Yesus Kristus. Selamat menyanyikan Tuhan di dalam hidupmu. Ingatlah bahwa kepadamu ditawarkan air kehidupan itu. Terimalah dan nikmatilah agar haus dan dahagamu dipuaskan-Nya.
Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!
TS
Comments
Post a Comment