Menyaksikan Kemurahan Tuhan (Mazmur 27:1-6)
Sebuah film berjudul I'll Found You menceritakan pengalaman seorang wanita bernama Rachel yang berhasil selamat dari Perang Dunia II. Rachel merupakan seorang Yahudi, yang berprofesi sebagai pemain biola professional di Polandia. Namun, saat itu, keturunan Yahudi pada masa Perang Dunia II diburu oleh tantara Jerman. Suatu ketika Polandia dikuasai Jerman. Rachel pun ditangkap sedangkan keluarganya mati terbunuh. Selama ditahan, Rachel pun dijadikan pemain musik hiburan di acara-acara yang diselengarakan oleh para jendral di Jerman. Hingga suatu ketika, tantara sekutu berhasil mengalahkan Jerman dan Rachel pun berhasil diselmatkan dan berimigrasi ke Amerika Serikat. Pengalaman yang begitu mengerikan ini dikenang oleh Rachel dan melihat bahwa semuanya seperti mustahil dia bisa selamat. Kita mungkin saja memiliki pengalaman yang mencekam di dalam hidup kita. Jika kita pikirkan, keselamtan itu menjadi sebuah harga yang begitu luar biasa bagi kita.
Ringkasan film di atas memberikan sedikit gambaran situasi si Pemazmur di dalam Mazmur 27. Teks khotbah minggu ini, Mazmur 27, merupakan nyanyian pujian dari raja Daud, yang percaya kepada TUHAN, yang menyelamatkannya dari musuh dan bahaya. Bagi Daud, Tuhanlah tempat perlindungan dari musuh dan bahaya. Kesaksian ini disampaikan oleh Daud karena dia telah menyaksikannya lewat pengalaman hidupnya sendiri. Untuk itu mari kita renungakan Firman Tuhan minggu ini.
Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan bersama: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa kabar sukacita dari firman ini bagi kita?
1. Tuhan adalah terang dan keselamatan kita! (ay. 1)
Raja Daud mengumandangkan bahwa TUHAN adalah terang dan keselamatan. Kesaksian ini diperoleh raja Daud karena dia sendiri telah diselamatkan dari tangan musuhnya. Daud pada awal kemunculannya di dalam Alkitab dicatat bahwa Saul memburu dia (Bnd. 1 Sam. 21). Nyawanya diburu oleh Saul hingga Daud melarikan diri dari Saul. Akhirnya, Daud pun lepas dan selamat dari cengkraman Saul. Sebaliknya, hidup Saul yang berujung kepada kematian. Pengalaman raja Daud ini dituangkan ke dalam nayanyian pujian Maz. 27 ini. Kesaksian ini menegaskan bahwa pentingnya untuk menjadikan TUHAN sebagai terang dan keselamatan di tengah situasi mara bahaya. Kata terang dalam bhs. Ibrani or di dalam tradisi Timur Dekat Kuno melambangkan kehidupan, kemurnian, dan kehadiran sang Ilahi. Terang menghilangkan kegelapan. Dengan terang kaki kita ketika berjalan tidak terantuk. Terang menjadikan kita melihat jalan dengan baik. Terang menyebabkan kaki kita tidak terantuk.
Lalu, ada kata yesha yang berarti keselamatan, kesejahteraan dan keamanan. Manariknya, kata ini tidak hanya berkaitan tentang keselamatan secara fisik saja. Akan tetapi, keselamatan yang dicakup juga berkaitan dengan keselamatan secara spiritual dan terkait juga dengan janji Allah akan perjanjian-Nya kepada umat Israel. Alkitab mentata bahwa keselamatan juga telah dialami oleh umat Israel ketika mereka keluar dari tanah Mesir. Keselamatan yang demikian dicakup di dalam kata yesha.
Lantas, untuk kita, Mazmur 27 ini mengingatkan bahwa TUHAN adalah terang yang menyinari langkah kita di tengah situasi apapun yang sedang kita hadapi. Apapun pergumulanmu, TUHAN menyinari langkahmu. Dia hadir di dalam Roh-Nya bagi kita masing-masing. Selain itu, TUHAN jugalah keselamatan kita yang sejati. Selamat yang tidak hanya menyelamatkan fisik kita tetapi juga roh dan jiwa kita. Mengimani TUHAN sebagai keselamatan berarti kita diberikan garansi bahwa dia bersama kita dalam menjalani kehidupan kita. TUHAN senantiasa bersama kita untuk menyelamatkan kita dari musuh dan situasi bahaya. Musuh di sini bisa banyak hal, termasuk godaan si jahat, tantangan, rencana jahat, dsb. Menyadari bahwa TUHAN adalah keselamatan hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dekat dengan TUHAN. Dekat dengan TUHAN berarti memiliki relasi dengan TUHAN.
2. Tidak takut akan apapun dan percaya kepada Tuhan! (ay. 3)
Pemazmur menekankan agar kita tidak takut sebab TUHAN adalah terang dan keselamatan kita. Jika Dia adalah terang dan keselamatan kita, maka kepada siapakah kita harus takut? Betul! Tak ada yang perlu ditakutkan sebab TUHAN lebih besar dari pada musuh dan rencana si jahat. TUHAN kita di dalam Yesus Kristus adalah penyelamat kita. Tugas kita adalah percaya akan janji-Nya. Percaya jika dia akan membawa kita keluar dari bahaya si jahat. Salahkah takut? Tentu salah jika berkaca pada nasihat si Pemazmur. Sebab takut memperlihatkan bahwa kita meragukan kemampuan Allah Sang maha kuasa. Takut memang adalah bagian dari kemanusiaan kita. Salah satu takut yang paling umum adalah “takut mati.” Kematian adalah bagian dari hidup kita. Orang yang berpengharapan di dalam Yesus percaya bahwa baik hidup maupun mati kita adalah milik Tuhan (bnd. Rom. 14:8). Oleh karena itu, mari kita mengelola rasa takut kita. Rasa takut yang berlebihan bisa menyebabkan kita tak berani melangkah maju. Rasa takut juga menyebabkan kita tidak berani untuk mencoba. Menurut ilmu psikologi, pikiran kita menyebabkan kita takut. Semua yang kita takutkan itu hanya ada di pikiran kita. Pikiran yang menurut para penelitian menyebabkan kita cemas, gugup, dan berpikiran negatif. Semua ini padahal cenderung tidaklah terjadi di dalam hidup kita. Nah, Pemazmur mengajak kita untuk percaya kepada TUHAN dan jangan takut. Askpek percaya memberikan pengharapan walaupun itu belum kita alami atau akan kita Jalani ke depan. Aspek percaya memberikan kita rasa berserah kepada TUHAN, Sang penyelamat kita.
3. Tuhan melindungi kita! (ay. 5)
Di poin yang terakhir ini, teks khotbah kita memberitakan kabar sukacita bahwa TUHAN melindungi kita. Cara Tuhan tak terselami oleh alam pikiran kita. Pikiran TUHAN tak terjangkau oleh logika kita. Kuasa TUHAN tak terukur oleh kemampuan kita. Oleh karena itu, bersukacitalah dan berpengharapanlah sebab TUHAN melindungi kita.
Selanjutnya, rasa syukur Pemazmur memimpinnya untuk bersyukur kepada TUHAN. Ay. 6 menerangkan bahwa raja Daud dalam kemah TUHAN, raja Daud mempersembahkan korban dan sorak sorai, bermazmur bagi TUHAN. Di sini, Pemazmur memperlihatkan bahwa persembahan dan pujian adalah bagian hidup dari orang yang diselamatkan oleh TUHAN. Kita, yang telah diselamatkan oleh Yesus Kristus juga haruslah mencerminkan hidup yang sama, yakni mempersembahkan persembahan dan bersyukur kepada TUHAN senantiasa. Mereka yang mempersembahkan syukur dan bermazmur bagi TUHAN adalah mereka yang mengimani bahwa TUHAN melindungi hidup mereka. TUHAN adalah sumber kehidupan.
Mari kita persembahkan hidup kita dengan memberikan waktu kepada TUHAN untuk bersyukur. Persembahkanlah hidupmu dengan menjadi saksi Kristus. Saksi Kristus yang telah merasakan kebaikan TUHAN atas hidupmu. Mari kita renungkan bersama apa yang TUHAN telah berikan kepadamu hingga saudara patut untuk bersyukur? Coba sebutkan satu saja di dalam hatimu. Coba sebutkan satu kebaikan TUHAN minimal satu setiap hari agar kita menyadari bahwa kita ini orang yang dilindungi TUHAN dalam setiap Langkah kita. Dengan menyebutkan minimal satu kebaikan TUHAN dalam hidup kita, maka kita akan menjadi pribadi yang tahu untuk bersyukur.
Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!
TS
Comments
Post a Comment