Mengakui Kekuasaan Allah (Mazmur 68:25-36)

Sebuah kutipan dari seorang penulis bernama Max Lucado berkata demikian, “Prayer exercises your willpower and gives God authority to work in your life.” Terjemahan bebasnya berarti, “Doa melatih ketekunanmu dan memberikan kekuasaan Allah bekarya di dalam hidupmu.” Kutipan ini mengingatkan bahwa doa begitu penting bagi orang percaya sebagai aktivitas yang melatih kita meyakini kekuasaan Allah di dalam hidup kita. Dengan berdoa kita memperlihatkan bahwa kita percaya bahwa Allah kita memiliki kuasa di dalam hidup kita. Oleh karenanya, kita memohon kepada-Nya lewat doa.

Teks khotbah kita hari ini secara garis besar Mazmur 68 berbicara tentang pesta arak-arakan untuk merayakan kebesaran dan kekuasaan Tuhan. Tuhan menang atas musuh-musuh-Nya (ay. 2). Ayat 25-35, yang merupakan arak-arakan yang meninggikan Allah sebagai raja di tempat yang kudus (ay. 25). Apa kebesaran dan kuasa yang ditunjukkan oleh Allah kepada Daud dalam teks khotbah ini? Lantas apa pesan yang bis akita renungkan lewat pesta arak-arakan ini?

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan bersama: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa kabar sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Allah kita adalah Allah yang berkuasa!

Ay. 29-32, Pemazmur mengumandangkan siapa itu Allah yang disembahnya, yakni Allah yang telah bertindak bagi umat Israel (ay. 29). Juga, Dia adalah Allah yang disembah oleh raja-raja. Di sini ingin diperlihatkan lewat raja Daud, para raja tunduk kepada Allah. Kita tentu ingat bagaimana raja Daud mengalahkan Goliat (1 Sam. 17:50-53). Allah menghardik para penguasa dan menginjak mereka yang suka berperang (ay. 31). Para penguasa dan mereka yang suka berperang melambangkan para raja dan bangsa yang melawan Allah. Ay. 32 menyebutkan Mesir. Ini mengingatkan bagaimana umat Israel keluar dari Mesir. Etopia yang juga di sebut di ay. 32 secara geografis terletak di bagian atas Mesir.

Nah, semuanya yang digambarkan oleh Pemazmur memperlihatkan bahwa Allah itu berkuasa atas penguasa-penguasa dan bangsa-bangsa. Allah sanggup menundukkan mereka. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menyembah-Nya dan menyerahkan setiap pergumulan dan beban berat kita. Percaya kepada kekuasaan Allah berarti kita menyadari bahwa kita ini lemah. Percaya kepada kekuasaan Allah juga berarti kita menyandarkan hidup kita kepada-Nya. Percaya kepada kekuasaan Allah berarti kita percaya bahwa dia mampu menguatkan kita menjalani jalan sulit yang kita sedang tempuh. Percaya kepada Allah berarti setiap tantangan adalah kesempatan bagi kita untuk melihat kekuasaan Allah. Ingatlah kekusaan Allah akan tampak ketika kita tidak mengandalkan akal dan kekuatan kita sendiri. Kita hanyalah terbuat dari debu yang tak akan mampu bertahan dari banyaknya tantangan dan pergumulan. Namun, kuasa Allah kita yang memampukan kita bertahan dan melalui segala tantangan tersebut. Itulah yang kita Imani.

2. Bernyanyi dan bermazmurlah bagi Tuhan

Di sini, kita diingatkan oleh si Pemazmur agar mengambil bagian di dalam memuliakan kekuasaan Allah kita. Ay. 25-28 menggambarkan pesta arak-arakan umat Tuhan. Di sana, para penyanyi berada di depan dan pemain kecapi di belakang arak-arakan tersebut (ay. 25). Lalu, di tengah-tengah ada dayang-dayang yang memainkan rebana. Mari kita bayangkan sebuah parade musik. Di dalam parade tersebut tampak kemegahan lewat musik dan para peserta parade dengan baju yang menarik untuk dinikmati mata dan telinga. Kurang lebih demikianlah pesta arak-arakan yang digambarkan oleh Pemazmur ini.

Juga, Pemazmur mengajak kita untuk bernyanyi dan bermazmur sebagai bentuk pengakuan kita terhadap kekuasaan Allah (ay. 32-35). Lewat nyanyian dan mazmur, kita mengakui kekuasaan Allah. Pengakuan timbul dari dalam hati. Pengakuan tersebut juga muncul akibat dari pengalaman nyata. Pernahkah saudara/i membuat sebuah pengakuan terhadap orang lain? Pengakuan itu bersifat pribadi. Akan tetapi pengakuan itu membawa pengaruh dan dampak bagi orang yang mendengarnya. Pengakuan bisa juga sebagai kesaksian. Pengakuan merupakan ekspresi dari pengalaman kita terhadap sesuatu. Di dalam ay. 32-35, kita diajak untuk mengakui kekuasaan Allah di dalam hidup kita. Coba mari kita bayangkan secara pribadi: apa pengalaman spiritual yang pernah saudara alami dan hendak saudara ingin akui dan beritakan bagi sesamamu. Lewat pengakuanmu, yang juga adalah kesaksianmu, maka iman saudaramu yang mendengarnya akan dikuatkan dan bahkan mereka yang belum percaya menjadi percaya.

Ada suatu kesaksian dari seorang jemaat yang menjadi pengikut Kristus sejak dia disembuhkan dari kuasa kegelapan dan sakit. Sebelum mengikut Kristus hidupnya penuh dengan kejahatan dan sering mengalami sakit. Dia berujar di dalam sebuah persekutuan bahwa dia hampir mati karena penyakit tertentu. Akhirnya, dia minta didoakan oleh seorang yang dijumpainya di rumah sakit, yang adalah seorang Kristen. Terpujilah Tuhan, setelah beberapa minggu kemudian, dia justru sembuh. Lalu, dia memutuskan untuk mengikut Kristus. Saudara/i, tentu kesaksian ini sering kita dengar di Youtube atau Televisi. Namun, kesaksian ini tidak ingin membanggakan diri orang tersebut melainkan ingin menyatakan bahwa Allah itu betul berkuasa. Oleh karena itu, kita semua diundang untuk memberitakan dan menyanyikan kekuasaan Tuhan bagi anak-anakmu, istrimu, suamimu, dan keluargamu. Dengan demikian, Allah kita semakin dimuliakan.

3. Allah mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada kita!

Ay. 36 berkata bahwa Allah mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya. Ini adalah berita sukacita bagi kita. Kita yang percaya kepada Yesus Kristus adalah umat Allah. Kita diangkat menjadi anak-Nya (Efesus 1:5). Oleh karena itu sepatutnyalah kita bersukacita dan bangga karena kita diberikan kuasa. Kuasa melawan kegelapan! Kuasa melawan kemalasan! Kuasa melawan si iblis yang selalu menggoda kita agar melakukan dosa!

Ingatlah ada kuasa di dalam nama Yesus (Yoh. 14:13-14). Nama Yesus berkuasa atas apapun dalam hidupmu jika kita percaya kepada-Nya. Hai siapapun kita yang sakit, bergumul, bersedih, dan patah semangat, ingatlah bahwa Allah kita memberikan kuasa kepada kita untuk bertahan dan menang atas tantangan-tantangan yang ada. Roma 8:31 berkata: “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" Percayalah bahwa Allah kita, di dalam Yesus Kristus, ada bersama kita. Dia yang kita sedang peringati masa-masa sengsara-Nya adalah bukti bahwa Allah bersama kita melalui kejahatan dan dosa-dosa di dunia ini. Percayalah saudara/i akan menang, seperti Kristus yang akan menang dari kematian, yang akan kita kenang pada Jumat Agung dan Paskah pada minggu ini. Bersukacitalah sebab kuasa Allah ada padamu! Selamat merayakan minggu sengsara!

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)