Allah Mengaruniakan Pertobatan (Kisah Rasul 11:1-18)

Eksklusivitas and inklusivitas! Tentu kita pernah mendenganr kedua istilah ini. Secara sederhana, Eklusivitas adalah sikap tertutup terhadap segala sesuatu. Kecenderungan dari sikap ini adalah mengeluarkan atau menyisihkan suatu kelompok atau tradisi tertentu. Sebaliknya, istilah inklusivitas, sederhanya, berarti menerima dan membuka diri terhadap sesuatu hal yang baru. Penerimaan tersebut terjadi bahkan jika terdapat perbedaan tertentu. Nah karakter yang ditekankan oleh Simon Petrus di dalam teks khotbah kit aini jdua berbicara tentang inklusivitas.

Teks khotbah kita dari Kisah Rasul 11 menerangkan bagaimana para murid-murid Yesus, yang kemudian disebut sebagai para rasul (ay. 1) mempertanyakan kenapa Petrus bergaul dengan orang yang tak bersunat (ay. 2-3). Para rasul lainnya mengira bahwa mereka tidak boleh bergaul dengan non-Yahudi. Tradisi ini muncul sebagai bagian dari mencegah dari percampuran dengan tradisi lain. Kitab Ezra misalnya, pasca Kembali dari pembuangan kritikan kepada percampuran dengan tradisi lain, terlebih penyembahan berhala (Lih Ezra 9-10). Akan tetapi Petrus melanggar aturan yang menjadi tradisi di tengah Judaisme saat itu. Lantas apakah jawaban dari Petrus terhadap para rasul lainnya? Mari kita simak!

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Allah yang kita sembah adalah Allah bagi semua bangsa

Pesan yang pertama ini memperkenalkan kepada kita bahwa Allah Bapa di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang inklusif. Penting untuk ditekankan makna dari inklusif di sini. Di sini tidak ingin ditekankan kita mencampuradukkan kepercayaan atau tradisi tertentu dengan iman kekristenan. Akan tetapi, inklusivitas yang dimaksud di sini ialah keterbukaan Allah terhadap seluruh bangsa. Simon Petrus lewat pelayanannya kepada Kornelius merupakan contohnya. Para rasul lainnya mempertanyakan pelayanannya tersebut karena mereka adalah non-Yahudi atau tidak bersunat. Kornelius (lih. pasal 10) merupakan seorang perwira pasukan Italia, yang saleh dan takut akan Tuhan (10:1-2). Menariknya lagi, Roh Kudus turun atas mereka yang menyebabkan orang percaya yang bersunat tercengang (10:44-46a).

Peristiwa yang digambarkan di Pasal 10 dan kemudian diceritakan ulang oleh Petrus di

Pasal 11 memperlihatkan bahwa Allah kita menyambut setiap orang dari suku dan bangsa manapun untuk datang menyembah-Nya. Tidak ada batas dan sekat yang membatasi kita dengan Dia sebab Yesus Kristus telah menjadi jalan bagi kita untuk mengenal Allah Bapa. Disunat atau tidak disunat tidaklah lagi penghabat kepada Bapa sebab iman di dalam Yesus Kristus adalah kunci keselamatan. Tentu sebagai orang Batak saya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan menerima saya untuk menjadi pengikut dan menerima anugerah-Nya.

2. Memuliakan Allah

Pesan yang kedua mengingatkan kita tentang tugas dan panggilan kita untuk memuliakan Allah. Para rasul yang mendengar kesaksian Petrus memuliakan Allah (ay.18). Memuliakan Allah adalah respon orang percaya terhadap anugerah pengampunan Allah di dalam Yesus Kristus. Anugerah yang ditewarkan dan telah kita terima tersebut haruslah direspon dan dipertanggungjawabkan lewat memuliakan Allah. Demikian halnya mereka yang menerima baptisan kudus oleh Petrus, yakni Kornelius dan seisi rumahnya, memuliakan Allah setelah Roh Kudus tercurah atas mereka. Bagaimana memuliakan Allah? Muliakanlah Allah dengan kidung pujian (Mazmur 92:1-2). Memuliakan Allah karena kebesaran Allah atas diri kita masing-masing sebab kita telah diterima dan dijadikan pewaris Kerajaan Sorga (Gal. 4:7). Hidup kita adalah kemuliaan bagi Allah. Dengan demikian kita harus mengarahkan hidup kita untuk tidak menghidupi dosa dan kejahatan. Orang yang telah menerima anugerah keselamatan adalah mereka yang bertobat dan meninggalkan dosa dan kejahatan.

3. Karunia Pertobatan bagi semua bangsa

Berita suka cita bagi kita di minggu ini adalah bahwa kita dikaruniakan pertobatan oleh Allah. Apa maksud dikaruniakan pertobatan? Kita dikaruniakan penyesalan akan dosa dan pelanggaran kita yang dipimpin oleh Roh Kudus. Kata pertobatan yang digunakan di sini dalam bahasa Yunani, metanoia. Kata ini menekankan penyesalan akan dosa dan perubahan sikap yang total. Pertobatan ini dipimpin oleh Roh Kudus seperti Kornelius dan keluarganya yang dikaruniai Roh Kudus ketika mereka dibaptis.

Oleh karena itu, marilah kita menyambut berita sukacita ini sebab pertobatan itu bagi seluruh suku dan bangsa. Allah di dalam Yesus Kristus menerima siapapun kita apapun warna kulit kita, apapun profesi kita, apapu yang sedang kita gumuli, apapun beban beratmu, apapun identitasmu, kita diterima-Nya dan dikaruniakan pertobatan. Namun, kita haruslah mengingat bahwa pertobatan itu membawa kepada pembaharuan hidup. Hidup kita haruslah mengarah kepada Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan. Hidup kita haruslah memuliakan Dia dengan nyanyian dan pujian sebab All kit aitu adalah Allah yang penuh kasih dan anugerah bagi siapa saja yang percaya di dalam Yesus Kristus.

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)