Berdoa Untuk Kesejahteraan Bersama (Yeremia 29:7-14)

Pernahkah saudara/i merantau? Jika pernah tentu saudara/i tahu betul bagaimana hidup jauh dari rumah atau kampuang halaman. Menariknya kata merantau sendiri tidak ada padanannya di dalam bahasa inggris (setidaknya apa yang saya tahu). Saya secara pribadi menghabiskan masa hidup hampir separuh usia saya di perantauan. Bahkan ketika khotbah ini dituliskan, saya sedang berada di Bonn, Jerman. Tentu kota Bonn cukup berbeda dengan kota di mana empat tahun belakangan saya tinggal, yakni Boston, USA. Setiap kali berpindah tempat, maka saya dituntut untuk beradaptasi dengan teman satu rumah, lingkungan, dan masyarakat sekitar. Hidup berdampingan dengan orang yang baru kita kenal dan memiliki latar belakang yang berbeda tentulah tidak mudah. Akan tetapi proses adaptasi akan membentuk kita menjadi pribadi yang membaur dengan sekitar.

Nah, teks khotbah kita minggu ini juga berbicara tentang situasi jauh dari rumah atau kampung halaman. Seperti kondisi merantau tadi, pengalaman tersebut bisa dikatakan juga dialami oleh umat Israel walaupun motif dan konteksnya berbeda. Jika kita merantau untuk bekerja dan atau belajar ke kota lain, umat Israel mengalami masa pembuangan di Babelonia. Jauh dari rumah dan kampung halaman, yakni Jerusalem, menyebabkan mereka hidup dengan tidak mudah. Mereka bahkan harus melalui masa pembuangan sekitar tujuh puluh tahun lamanya (ay. 10; 25:11). Tuhan Allah melalui nabi Yeremia pun bersabda agar umat Tuhan itu mampu bertahan begitu lamanya. Apa sabda-Nya? Juga apa makna dari Firman ini bagi kita di masa kini? Mari kita simak bersama.

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa berita sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Tuhan kita adalah Tuhan Semesta Alam.

Di ay. 8, Yeremia menyebut Tuhan Allah (Allah Zebaot)sebagai Tuhan Semesta Alam. Allah Semesta Alam berarti Dia berkuasa atas seluruh semesta sebab seluruhnya adalah ciptaan-Nya (Kej. 1). Menariknya Jeremiah di ay. 8 ini menekankan agar umat Israel tidak diperdaya oleh nabi-nabi palsu, seperti Hananiah (Jer. 28). Nubuatan nabi palsu menipu umat Tuhan agar mereka berleha di dalam dosa mereka. Hananiah, si nabi palsu memberitakan berita kedamaian (Jer. 28:8). Namun Jeremiah sebaliknya, memberitakan berita penghukuman kepada umat Israel. Di sini Jeremiah mengingatkan umat Tuhan agar mereka mendengarkan peringatan Tuhan semesta alam daripada nubuatan palsu Hananiah. Penekanan kata zebaot di dalam ayat ini penting sebagai bagian untuk melawan nubuatan palsu juga kehendak Allah.

Kepada kita juga seringkali terjadi demikian. Kita cenderung lebih sering untuk mendengarkan perkataan manis dari pada evaluasi atau kritikan yang membangun. Seringkali kita menjauhi atau bahkan memusuhi mereka yang memberikan masukan membangun bagi kita. Jeremiah sendiri tegas menekankan bahwa Allah kita adalah Allah Semesta Alam yang menentang ketidakadilan, dosa, dan pelanggaran. Dia berkuasa dan mampu menjadikan seluruh ciptaan-Nya menjadi alat untuk menghukum umat-Nya.

2. Mengusahakan kesejahteraan kota dimana kita tinggal.

Pesan yang kedua bagi kita, yaitu untuk mengusahakan kesejahteraan kota dimana kita tinggal. Ini menarik sebab kata yang digunakan adalah kata Ibrani darash berarti mencari dan shalom berarti damai, Sejahtera. Kecenderungan kita memahami ayat 7 hanya sebatas kesejahteraan secara material. Namun, ini lebih dari itu yakni kedamaian di mana umat Tuhan hidup berdampingan dengan orang sekitar. Tuhan Allah bersabda: “sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”

Dengan demikian tugas panggilan kita juga sama. Kita diminta untuk mendoakan dan mencari, mengupayakan damai sejahterea di mana kita tinggal. Tentu makna mengupayakan damai Sejahtera di setiap tempat tentulah berbeda. Banyak gereja atau pun Persekutuan Kristen yang justru tertekan di tengah keberadaannya sebagai minoritas. Satu hal yang bisa kita pelajari adalah agar kita mengupayakan kesejahteraan bagi sekitar kita terlebih dahulu. Mari kita tidak tutup mata dengan situasi dan realita social sekitar kita. Melainkan kita turut berpartisipasi di dalam membangun Masyarakat sekitar kita. Dengan kata lain, pengikut Kristus haruslah menjadi garam dan terang bagi sekitar di mana pun kita berada.

3. Rancangan Tuhan Allah adalah Rancangan Damai Sejahtera.

Pesan yang ketiga bagi kita memberikan kita sebuah sukacita sebab janji Tuhan bagi kita adalah rancangan-Nya adalah rancangan damai Sejahtera. Tentu tidaklah mudah memahami bagian ini, terlebih mereka yang sedang dalam pergumulan dan duka. Saya pernah ditanyakan oleh seorang anak SMP: “kemana Tuhan amang ketika saya dibully? Pertanyaan yang jika kita renungkan dengan pesan yang ketiga ini membuat kita perlu berpikir ulang tentang apa makna rancangan damai Sejahtera itu. Satu hal yang juga saya ingin bagikan dalam merespon si anak tadi bahwa rancangan kita tidaklah sama sengan rancangan Allah. Rancangan kita melulu tentang kesenangan dan kepuasaan daging kita, akan tetapi Allah jauh melampaui itu semua. Dia tidak hanya memberikan yang terbaik bagi kita tetapi juga bagi sekitar kita. Singkatnya, saya menjawabsi anak tadi: “Tuhan Allah memanggilmu untuk menjadi teladan bagi mereka yang membullymu.” Sebab mereka tidak hidup dan dibesarkan sepertimu yang penuh dengan kasih sayang dari orangtua dan saudaramu. Kebetulan, atau memang ini memang kenyataan, anak yang membully tadi ternyata anak yang kesepian sebab orangtuanya tidak punya kesempatan untuk berkumpul bersama dengannya.

Nah, contoh di atas tentu sangatlah sederhana. Saya akui bahwa pergumulan kita masing-masing lebih rumit dari sebatas apa yang dihadapi oleh si anak tadi. Namun yang pasti ada rencana Tuhan yang terbaik bagimu jika kita berserah dan melakukan Firman Tuhan di dalam hidup kita. Tuhan Allah berfirman: Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.

Ketika saudara/i berada dalam tekanan, pergumulan, cobaan, dan tantangan, berdoalah dan mintalah kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus. Apapun itu! Kita yang mencari pekerjaan, yang mencari jodoh, meminta momongan, Kesehatan dan banyak hal lainnya yang saudara/i sedang kita harapkan. Tuhan bersabda bahwa Dia akan mendengarkan dan akan memulihkanmu! Percayalah akan berita sukacita ini karena doamu akan dijawab-Nya.

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)