Allah Menggembalakan Umat-Nya (Yehezkiel 34:11-16)

Pekerjaan menggembalakan domba mungkin agak jarang kita saksikan di masa kini, terlebih jika kita hidup di daerah perkotaan. Bahkan di daerah pedesaan, tidak semua memelihara domba. Jika kita tidak pernah melihat orang yang menggembalan domba, maka kita akan sulit untk memahami tugas dari seorang gembala. Seorang gembala akan membawa domba-dombanya ke padang rumpu hijau untuk mencari makanan. Dia akan menjaga dan melindungi domba-dombanya agar tidak tersesat dan dimangsa oleh hewan buas seperti serigala.

Nah, teks khotbah kita minggu ini juga tentang gembala. Alkitab sendiri menggunakan perumpamaan seorang penggembal untuk menunjukkan hubungan antara Allah dengan umat-Nya. Yesus bahkan digambarakan sebagai gembala yang baik (Yoh. 10:11). Karkter gembala digunakan untuk menunjukkan karakter Allah yang merawat, menjaga, dan memberi makan. Teks Bacaan kita hari ini menegaskan peran Allah sebagi gembala bagi umat-Nya. Lantas apa itu?

Ada tiga poin yang penting untuk kita renungkan: Siapakah Tuhan yang diproklamsikan di dalam teks ini? Apa yang diminta bagi kita untuk kita lakukan dalam keseharian kita? Apa kabar sukacita dari firman ini bagi kita?

1. Allah adalah Gembala kita.

Teks Alkitab kitab kita dari Ezekiel 34 ini merupakan isi nubuatan Nabi Yehezkiel kepada umat Israel. Di ay. 1, Firman Tuhan datang kepadanya dan memerintahkan Yehezkiel untuk menubuatkan penghukuman kepada para pemimpin (ruler) yang melakukan ketidakadilan terhadap orang-orang Israel. Sebagai pemimpin seharusnya mereka memimpin dengan baik dan membawa kesejahteraan kepada penduduk setempat. Sebaliknya mereka justru tidak menjalankan tugas. Tugas mereka ‘menggembalakan’ umat Israel (Yeh. 34:3).

Nah, Tuhan Allah datang ke Yehezkiel untuk memberitakan berita bahwa Allah sendiri akan memperhatikan domba-domba-Nya (ay. 11). Dengan demikian Dia adalah Gembala kita. Mengimani bahwa Allah adalah Gembala kita berarti kita tidak akan tersesat, hilang, dan kelaparan sebab Allah akan menggembalakan kita domba-dombanya. Seorang gembala tahu apa yang terbaik bagi domba-dombanya.

Dia merawat, menjaga, dan melindunginya. Tuhan Allah berfirman di ay. 13: “”Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu.”

2. Kita adalah domba Allah.

Jika Allah adalah Gembala kita, maka kita ini adalah domba-dombanya. Khiasan ini bermaksud untuk memperlihatkan bagaimana hubungan kita dengan Allah. Sebagai domba sering kali kita tersesat, diganggu bahkan hendak diterkamoleh serigala. Akan tetapi, gembala akan melindungi domba-dombanya. Demikian juga kita sebagai umat Allah, kita adalah domba-domba Allah yang diminta untuk mendengarkan arahan dari Sang Gembala kita, yaitu Yesus Kristus.

Domba yang mengikuti arahan dan berjalan bersama gembala tentunya akan terhindar dari celaka. Sekiti informasi tentang domba, domba hewan yang. Ringkih terlebih terhadap hewan lainnya seperti serigala misalnya. Mereka dapat dengan mudah dimangsa. Oleh karena itu mereka biasanya dijaga di dalam kendang oleh gembala.

Nah, kepada kita, sebagai domba Allah, kita diminta untuk mengikuti arahan dari Sang Gembala. Sebagai domba, kit aini lemah dan gampang tersesat ketika dilepas di padang rumput ketika mencari makan. Tidak jarang ada domba yang keluar dari kelompoknya sehingga tersesat dan dimangsa serigala. Mengikuti arahan dari Gembala kita adalah tugas kita sebagai domba Allah.

3. Kita digembalakan oleh-Nya.

Ini adalah berita sukacita bagi kita. Jika Allah adalah Gembala kita, maka kita patut bersyukur karena dia akan merawat kita. Tuhan Allah berkata di ay. 15-16: “Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.”

Dia akan memberi makan, memberikan tempat beristirahat, mencari ketika tersesat, membalut luka, menguatkan yang sakit. Menarik, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menerjemahkan satu kalimat yang agak berbeda dari apa yang terulis dalam bahasa Ibraninya, yakni “serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi.” LAI tidak menerjemahkan אַשְׁמִ֖יד, ashmīd dari kata שָׁמַד, syamat, yang berarti menghancurkan. Seharusnya diterjemahkan “tetapi yang gemuk dan yang kuat akan kuhancurkan (‘kusembelih’).” Ini merujuk kepada mereka yang kaya dari hasil memeras mereka yang lemah (Ulangan 32:15; Yeremiah 34:18-20, Yesaya 10:16-21). Jadi hukuman diberikan kepada mereka yang degil dan tak mengikuti arahan Allah. Selanjutnya kalimat “Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.” Seharusnya diartikan “Aku akan menggembalakan mereka dengan keadilan (penghakiman).” Kalimat ini diikuti oleh kalimat “tetapi yang gemuk dan yang kuat akan kuhancurkan (‘kusembelih’).

Nah, kita mau pilih yang mana? Mau menjadi domba Allah yang mengikuti arahan-Nya atau seperti gembala yang jahat, yang tidak adil dan memeras yang lemah? Silahkan pilih pilihanmu. Namun yang pasti Tuhan Allah kita di dalam Yesus Kristus adalah Gembala. Dia akan memberi makan, memberikan tempat beristirahat, mencari ketika tersesat, membalut luka, menguatkan yang sakit.

Tuhanlah yang memampukan kita melakukan firman-Nya. Tuhan memberkati!

TS

Comments

Popular posts from this blog

Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya (Yohanes 14:15-26)

Mengasihi Musuh (Matius 5:38-48)

Tuhan Adalah Raja (Mazmur 97:1-12)